REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Riset dan Teknologi (Menristek), Gusti Muhammad Hatta, mengatakan pihaknya akan segera membangun Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) skala kecil.
"Pertama, kami akan bangun reaktor nuklir untuk pembangkit listrik atau PLTN," ujar Menristek saat membuka acara Atomos Day di Jakarta, kemarin.
PLTN yang dibangun tersebut, sambung dia, mempunyai kapasitas sekitar 30 MW. Namun untuk lokasinya, belum ditentukan. "Di Serpong sudah ada reaktor nuklir untuk penelitian, sekarang saatnya dicoba untuk listrik."
Pembangunan PLTN skala kecil itu, kata dia, sekaligus untuk membuktikan pada masyarakat dan dunia bahwa Indonesia mampu mengelola nuklir. "Buktinya kita mengelola nuklir selama 30 tahun tidak apa-apa," ujarnya.
Menristek meyakini sumber daya manusia di bidang nuklir Tanah Air mumpuni dalam bidang nuklir. "Indonesia mampu mengelola PLTN. Banyak ahli nuklir kita, yang sudah mempunyai sertifikasi internasional." Dia menambahkan pembangunan PLTN akan segera dilakukan. Rencananya pembangunan akan dilakukan di Bangka Belitung yang kaya dengan kandungan uranium.
Hasil uji tapak secara teknis pembangunan PLTN di Bangka-Belitung cukup layak untuk dilakukan. "Pemerintah terus melakukan sosialisasi pembangunan PLTN pada masyarakat."
Hasil survei Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) melalui lembaga survei independen PT Iconesia Solusi Prioritas (ISP) menyebutkan 76,5 persen masyarakat di Tanah Air menyetujui pengembangan Iptek Nuklir.
Sebanyak 76,5 persen menyetujui pengembangan nuklir baik untuk energi, kesehatan, peternakan, dan pangan.
Survei yang dilakukan pada 2013 itu juga menyebutkan, sebanyak 60,4 persen masyarakat menyetujui pengembangan nuklir di bidang energi atau pembangunan PLTN.
Sementara pada tingkat Jawa Madura Bali, diketahui sebanyak 75 persen masyarakat di wilayah itu menyetujui pengembangan iptek nuklir di Tanah Air.