REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) disebut menjadi penentu dari tingkat elektabilitas Partai Demokrat. Khususnya, dalam menjalankan roda pemerintahan bagi masyarakat.
"Yang paling menentukan itu adalah bagaimana Susilo Bambang Yudhoyono dapat meningkatkan kepuasan publik. Kuncinya ada di SBY. Sebagai presiden, dan ketua umum partai," ujarnya di Jakarta, Jumat (29/11).
Dari beberapa survei, elektabilitas Demokrat jatuh ke papan bawah. Lingkaran Survei Indonesia (LSI) menyebut elektabilitas Demokrat berada di bawah 10 persen. Sehingga akan berdampak partai lain berpikir ulang beberapa kali untuk berkoalisi dengannya.
"Rumusnya Demokrat itu kan universal. Sebagai partai utama dalam koalisi pemerintahan, kunci yang utama adalah meningkatkan kinerja pemerintah untuk mendapatkan kepuasan publik," ujar Anas.
Dia menilai, jika kepuasasn masyarakat itu tiba, maka akan menghasilkan sebuah insentif elektoral untuk partai pemenang pemilu tersebut.
"Tapi, kalau publik tidak puas, maka sebaliknya implikasi tidak puasnya akan ke Demokrat," ujar mantan ketua umum HMI tersebut.
Ia pun menilai, kader Partai Demokrat memang ditantang untuk bekerja keras mengingat kondisi elektabilitas partai yang rendah. Begitu juga dengan para caleg sebagai mesin politik yang akan mendongkrak suara partai.
Bahkan, katanya, konvensi capres dengan 11 peserta tidak akan signifikan untuk mendongkrak elektabilitas partai. "Memang pasti ada kontribusinya, tapi tidak akan sebesar kontribusi penting, seperti pemerintah jika mampu memuaskan rakyat," paparnya.