Rabu 27 Nov 2013 08:32 WIB

Solidaritas dr Ayu, Poliklinik Yogya Tak Layani Pasien

Rep: Neni Ridarineni/ Red: Julkifli Marbun
Iklan menjadi dokter (ilustrasi)
Foto: classroom-printables.com
Iklan menjadi dokter (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA - Hari ini (Rabu, 27/11) seluruh dokter di poliklinik RS PKU Muhammadiyah I Yogyakarta dan PKU Muhammadiyah II Gamping tak melayani pasien dan poliklnik tutup. Hal ini sebagai aksi solidaritas terhadap dr Ayu.

"Hanya satu hari saja, besok sudah buka kembali," kata Humas RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta Eka Budy Santoso pada Republika, Rabu (27/11).  Namun kalau ada pasien emergency tetap dilayani di Instalasi Gawat Darurat. 

Pengumuman tidak praktiknya dokter di poliklinik sudah disampaikan di masing-masing poliklinik sejak Selasa (26/11) dan di tempel di masing-masing poliklinik maupun di depan pintu masuk rumah sakit.

Saat Republika menghubungi bagian informasi lewat telepon, salah seorang  petugas juga langsung menjawab, "Mohon maaf hari ini poliklinik RS PKU Muhammadiyah tutup sehari saja, besok sudah buka lagi. Tetapi kalau pasien emergency bisa dibawa ke IGD. Ini sebagai aksi solidaritas terhadap dokter yang ditahan di Manado."

Menurut Eka, ada sekitar 30 dokter spesialis yang praktek di RS PKU Muhammadiyah I Yogyakarta dan RS PKU Muhammadiyah II Bantul yang tidak membuka layanan praktik selama sehari ini. Kalau pasien di rawat inap dilayani dengan konsultasi.

Sementara itu Ketua Komite Medis RS PKU Muhammadiyah Bantul  dr Ana Budi Rahayu, SpS mengatakan di RS PKU Muhammadiyah Bantul melakukan aksi tafakur nasional dengan doa bersama dokter-dokter PKU Muhammadiyah Bantul, anggota IDI Bantul, Rabu pukul 08.00(27/11)Doa yang diadakan di pelataran Instalasi Gawat Darurat tersebut  dipimpin Ketua BPH RS PKU Muhammadiyah Bantul Mardzuki.

Menurut Ana yang juga sebagai dokter spesialis syaraf mengatakan rumah sakit memfasilitasi dokter untuk melakukan pelayanan satu hari, kecuali emergency. "Pelayanan rawat inap dan emergency tetap buka seperti biasa. Tetapi dokter yang mau buka poliklinik atau tidak dipersilahkan," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement