Selasa 26 Nov 2013 21:38 WIB

Polisi: Briptu Bambang Murni Bunuh Diri

Rep: Rr Laeny Sulistyawati / Red: Djibril Muhammad
Bunuh diri (ilustrasi).
Foto: www.healthoncare.com
Bunuh diri (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, NGANJUK -- Pihak kepolisian memastikan anggota Samapta Bhayangkara (Sabhara) Polres Nganjuk, Jawa Timur (Jatim) Briptu Bambang Setiawan murni bunuh diri.

Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Awi Setiyono mengatakan, pihaknya telah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) dan pemeriksaan saksi-saksi, termasuk seluruh anggota polres yang bertugas selama kejadian tragis tersebut.

Pihaknya juga telah meminta keterangan dari istri Bambang. "Dari pemeriksaan saksi-saksi itu muncul tiga fakta," katanya kepada Republika, Selasa (26/11).

Fakta pertama, Bambang bermasalah dengan tetangga rumahnya di Tanjunganom, Nganjuk. Mereka adalah pasangan suami istri Siti Rodiah (35) dan Didik Purwanto. Ini bermula saat Siti kehilangan dompet yang diletakkan di etalase tokonya pada 10 November lalu.

Padahal di dompet itu terdapat kartu tanda penduduk (KTP), uang tunai Rp 650 ribu, dan dua kartu anjungan tunai mandiri (ATM). Mengingat dompet tersebut tidak kunjung ditemukan, Siti melaporkan perkara tersebut ke Polres Nganjuk pada Kamis (22/11).

"Kemudian pada Sabtu (23/11), almarhum (Bambang) mengembalikan dompet, dengan dua atm dan uang Rp 650 ribu. Almarhum mengaku menemukan dompet itu di jalan," ujarnya.

Fakta kedua, Bambang ternyata memiliki  masalah keluarga yaitu kenaikan pangkat jabatannya yang tertunda hingga dua kali.

Fakta ketiga, Awi menjelaskan, ada kaitannya dengan kehidupan Bambang yang tidak puas dengan kehidupannya. Bambang merasa saudaranya lebih beruntung dibandingkan dirinya. "Kebetulan saudara Bambang berprofesi sebagai Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Darat (AD)," tuturnya.

Berdasarkan hasil keterangan saksi dan olah TKP itu, pihaknya sejauh ini menganalisa bahwa almarhum Bambang murni bunuh diri. Dikatakan bunuh diri karena beberapa alasan.

Alasan pertama tidak ada saksi mata yang langsung melihat saat kejadian. Alasan kedua yaitu posisi peluru menunjukkan kalau Bambang sengaja menembak dirinya sendiri. Letak peluru dari dada kemudian menuju ke punggung. Artinya, Bambang menembakkan senjata dari bawah yaitu dada.

"Padahal tidak mungkin ada orang yang menembakkan senjata dari bawah. Karena posisi Bambang saat bunuh diri sedang duduk berjaga di pos Polres Nganjuk," ucapnya.

Senjata yang digunakan untuk menembak Bambang juga senjata yang semi otomatis yang sekali ditembakkan bisa mengeluarkan tiga peluru.  "Tampaknya Bambang sudah merancang tembakan itu karena senjata itu otomatis," tuturnya.

Awi menambahkan, mengenai motif mengapa Bambang bunuh diri, bisa jadi karena salah satu dari tiga fakta itu.

Sebelumnya, Bambang ditemukan tewas, Ahad (24/11) sekitar pukul 16.15 WIB dengan tiga luka tembak di dadanya hingga tembus ke punggungnya.

Ia tewas dengan posisi duduk di pos penjagaan di Polres Nganjuk. Di pos tersebut ditemukan senjata semi otomatis V2 Sabhara.

Jenazah Bambang telah dimakamkan di TPU Desa Bulakrejo, Tanjunganom, Nganjuk, Senin (25/11). Almarhum  meninggalkan satu orang istri dan dua orang anak.

Kehidupan adalah anugerah berharga dari Allah SWT. Segera ajak bicara kerabat, teman-teman, ustaz/ustazah, pendeta, atau pemuka agama lainnya untuk menenangkan diri jika Anda memiliki gagasan bunuh diri. Konsultasi kesehatan jiwa bisa diakses di hotline 119 extension 8 yang disediakan Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Hotline Kesehatan Jiwa Kemenkes juga bisa dihubungi pada 021-500-454. BPJS Kesehatan juga membiayai penuh konsultasi dan perawatan kejiwaan di faskes penyedia layanan
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement