Selasa 26 Nov 2013 17:45 WIB

Warga Sleman Diminta Waspadai Penyakit Kelamin

Rep: Nur Aini/ Red: Fernan Rahadi
Kabupaten Sleman
Foto: Antara
Kabupaten Sleman

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman mengklaim penyebab ditemukannya banyak infeksi menular seksual (IMS) atau penyakit kelamin karena petugas rajin ke lapangan. Kepala Dinkes Sleman, Mafilindati Nuraini menilai IMS bisa menjangkiti siapa saja. Karena itu, masyarakat diminta mewaspadai penyakit IMS dengan rutin memeriksakan diri.

"IMS tidak mesti karena pergaulan bebas atau ganti pasangan," ujarnya, Selasa (26/11).

Kecamatan Cangkringan di Sleman tercatat memiliki penderita IMS relatif tinggi. Data dari Puskesmas Cangkringan menunjukkan 75 warga diketahui terjangkit IMS setelah diadakan penyuluhan selama lima pekan dari September-November 2013.

Menurut Linda, panggilan akrab kepala Dinkes, pasangan suami istri yang tidak memperhatikan kebersihan rentan terkena IMS. Menurutnya, klaim penyakit kelamin disebabkan pergaulan bebas tidak bisa dibenarkan tanpa ada studi akademis mendetail.

Dinas Kesehatan Sleman dinilai telah melakukan langkah pengobatan untuk mencegah penyebaran IMS. Selain itu, sosialisasi dan promosi preventif dilakuukan di kecamatan. "Informasi IMS perlu melibatkan stakeholder lintas sektoral," ujarnya.

Linda mengklaim tingginya jumlah penderita IMS bisa terjadi karena petugas aktif melakukan pendekatan. Dia menilai penderita khususnya perempuan masih enggan untuk memeriksakan diri. "Semakin teliti dan rajin petugas turun ke lapangan maka semakin banyak kasus. Seperti kasus leptospirosis 2009, banyak kasus karena keaktifan petugas," terangnya.

Selain kuman, IMS dapat disebabkan jamur. Kasus IMS yang disebabkan jamur terutama banyak terjadi pada wanita. Parasit seperti Trichomonas juga menyebabkan penyakit kelamin.

Untuk mencegah penularan IMS, Linda mengatakan warga perlu periksa rutin. Bagi wanita, pemeriksaan IMS perlu disertai papsmear setiap enam bulan sekali. "Jika ditemukan kuman yang spesifik mestinya harus diobati dengan pasangan," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement