Senin 25 Nov 2013 15:27 WIB

Kebun Raya Daerah Dijamin Beda

Rep: Fuji Pratiwi/ Red: Fernan Rahadi
Kebun Raya Bogor
Foto: ,
Kebun Raya Bogor

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- 21 kebun raya daerah (KRD) yang telah dan sedang dibangun di 17 provinsi berbeda dengan empat kebun raya pusat milik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). KRD akan menonjolkan kekayaan hayati khas masing-masing daerah.

Empat kebun raya yang dikelola LIPI yakni Kebun Raya Bogor, Kebun Raya Cibodas, Kebun Raya Purwodadi, dan Kebun Raya Eka Karya Bali, mempunyai cakupan lebih luas karena dibuat berdasarkan wilayah ekologi dari Sabang sampai Merauke. Sehingga, koleksinya bisa mencakup semua wilayah yang kondisi ekologinya sama.

Sementara KRD lebih khas daerah masing-masing. "Jika fungsinya sama, peran masing-masing menjadi kabur dan tidak karuan," kata Kepala Bidang Konservasi Eksitu Kebun Raya Bogor, Dr Joko Ridho Witomo dalam Ekspose dan Seminar Pembangunan Kebun Raya Daerah di Gedung Konservasi, Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor-LIPI, Senin (25/11).

KRD dibutuhkan keberadaannya dan masing-masing punya tema sendiri berbeda dengan kebun raya pusat LIPI yang terbagi dalam kelompok wilayah dataran rendah basah (Kebun Raya Bogor), dataran tinggi basah (Kebun Raya Cibodas), dataran tinggi kering (Kebun Raya Bali), dan datarang rendah kering (Kebun Raya Purwodadi).

Ia mencontohkan KRD Batam yang merupakan kepulauan dan sengaja ditanami tumbuhan dari pulau-pulau kecil Indonesia. KRD Baturraden yang terletak di lereng Gunung Slamet juga fokus pada tumbuhan pegunungan jawa.

Penentuan tema didasarkan pada kajian ilmiah dengan melihat karakter wilayah. Ini bisa dilakukan oleh LIPI ataupun Kementerian Pekerjaan Umum (Kemen PU) dan akan disesuaikan dengan wilayah ekologinya.

Di antara 21 KRD yang ada, KRD Jambi merupakan yang terluas dengan luas 425 hektare. Sementara yang terkecil adalah KRD Pare-pare dengan luas 13,5 hektare.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement