REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) bersama-sama Pemerintah Kota, budayawan, LSM, dan seluruh masyarakat Kota Bandung, bergerak bersama mengampanyekan peduli air, pada Ahad (24/11).
Kampanye dan kepedulian yang dilaksanakan di Lapangan Pulosari tepat di bawah jalan layang Pasupati Bandung itu, diselenggarakan dalam rangkaian sarasehan dan dialog budaya.
Tema sarasehan dan dialog budaya peduli air kali ini ialah ''Menggali Kembali Fungsi Walungan, Jalan Cai Wadah Cai.'
Direktur Air Minum PDAM Tirtawening Bandung, Tardan Setiawan mengatakan, kini ketersediaan air baku di Bandung menurun. Penurunan ketersediaan air baku di Kota Bandung itu pun, tutur dia, baik secara kuantitas maupun kualitas.
Bahkan, pihaknya memprediksi di empat tahun ke depan, sumber air minum bagi masyarakat Bandung hanya lah berasal dari satu sungai, yakni Cikapundung.
"Ini karena situasi alam, perubahan iklim, dan terutamanya ialah perilaku manusia sendiri yang mencemari sumber air baku itu," katanya, Ahad (24/11), di Pulosari.
Wali Kota Bandung Ridwan Kamil mengatakan, peranan sungai sangat penting. Ia mengungkapkan, sungai merupakan wajah depan sebuah kota. Oleh sebab itu untuk menyelamatkan sungai dan air minum, Pemkot Bandung pun berupaya keras.
Menurut Ridwan, hal yang terpenting untuk menangani persoalan kompleks ini ialah pola pikir. Kesadaran warga menjadi salah solusi utama untuk mewujudkan pengamanan air minum di Kota Bandung. "Ya, keinsinyuran dan mindset. Keinsinyurannya, kami sudah buat bendungan sampah," ujarnya.
Bendungan sampah yang dikatakan Ridwan itu, di Kota Bandung salah satunya, berada di Sungai Cidurian. "Ini sudah berhasil. Bahannya terbuat dari bambu untuk menampung. Minimal sampah tak berenang-renang," tuturnya.
Pria yang akrab disapa Emil itu pun, mencanangkan, ke depan akan mengembalikan Cikapundung menjadi salah satu ruang keluarga di Kota Bandung.
Budayawan Kota Bandung Aat Suratin mengatakan, keberadaan sungai merupakan sumber utama kehidupan. Sayangnya, kini kondisi sungai-sungai di Kota Bandung begitu memprihatinkan.
Ia menyebutkan, salah satu sungai di Kota Bandung yang kondisinya membutuhkan penanganan ialah Cikapundung. "Sungai merupakan alternatif utama penyediaan air baku di Kota Bandung. Sementara sekarang sungai-sungai di Bandung, menjadi tempat pembuangan air limbah dan sampah," katanya menjelaskan.
Bahkan, hebatnya sampah-sampah dan air limbah tersebut, berasal dari permukiman dan industri yang ada di sepanjang sungai. "Mari kita kembalikan fungsinya, sungai kita sebagai wadah air yang kita konsumsi sehari-hari," ujar pria berambut gondrong itu.