Ahad 24 Nov 2013 11:15 WIB

Desa di Sleman Didorong Jadi Destinasi Wisata

Rep: Nur Aini/ Red: Hazliansyah
Warga dengan pakaian tokoh pewayangan mengikuti Ngayogjazz 2013 di Desa Wisata Sidoakur, Godean, Sleman, Yogyakarta, Sabtu (16/11) malam.
Foto: Antara Foto/Sigit Kurniawan
Warga dengan pakaian tokoh pewayangan mengikuti Ngayogjazz 2013 di Desa Wisata Sidoakur, Godean, Sleman, Yogyakarta, Sabtu (16/11) malam.

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Pemerintah Kabupaten Sleman mendorong desa setempat menjadi destinasi wisata. Hal ini karena desa-desa di Sleman memiliki potensi pariwisata.

"Kerajinan dan kuliner banyak sekali terdapat di Sleman. Ini menjadi komponen pokok pariwisata," ujar Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Sleman, AA Ayu Laksmidewi ditemui di Desa Pentingsari, Sabtu (23/11).

Saat ini terdapat 38 desa wisata di Sleman dengan tiga kategori, yakni 12 desa wisata mandiri, 13 desa wisata tumbuh, dan 13 desa wisata berkembang.

Menurut Ayu, jumlah desa wisata tersebut masih bisa bertambah di Sleman. "Untuk desa wisata baru pasti akan ada, tapi 38 desa wisata itu dinamis sehingga bisa bertambah atau berkurang," ujarnya.

Sejumlah potensi unggulan di desa wisata di Sleman antara lain kuliner, kerajinan, dan budaya. Potensi tersebut juga menjadi unggulan di Desa Pentingsari yang merupakan desa wisata terbaik di Indonesia 2012. Desa Pentingsari dinilai menjadi barometer bagi desa wisata di Sleman.

Meski demikian, Ayu mengatakan setiap desa wisata harus memiliki keunggulan masing-masing yang menunjolkan nilai lokal. "Saya tidak berharap masuk ke desa wisata satu ke yang lainnya, hanya meniru," ujarnya.

Menurutnya, kekuatan paling penting dari desa wisata adalah potensi masyarakat, alam, dan budayanya. Jika tidak ada potensi tersebut, Ayu menilai desa sulit untuk menjadi desa wisata. Namun, Sleman dinilai memiliki banyak embrio desa wisata.

"Kita akan memulai dari potensi yang ada, dan pemerintah hanya memfasilitasi," ungkapnya.

Ayu menekankan pihaknya tidak memaksakan sebuah desa menjadi desa wisata. Hal ini karena tidak semua desa memiliki tiga komponen penting dalam membentuk desa wisata yakni masyarakat, alam, dan budaya. "Paling tidak komponen penting itu harus ada, sehingga kita tidak memaksakan," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement