REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Ketidaksopanan Australia atas penyadapan yang dilakukan kepada sejumlah petinggi bangsa ini dinilai arogan oleh Amien Rais. Menurutnya, arogansi Australia harus dibalas dengan kearoganan pula.
Pendiri Partai Amanat Nasional (PAN) itu menilai Australia terlalu sombong dan secara terbuka sudah tidak menghargai Indonesia. Keengganan Perdana Menteri Australia Tony Abbott untuk meminta maaf menjadi bukti Australia memandang Indonesia dengan sinis dan arogan.
Masyarakat Indonesia harus punya kebanggaan nasional dan harus menghadapai Australia dengan cara yang arogan juga. ''Arogansi yang kita berikan terhadap arogansi adalah sedekah,'' kata Amien.
Indonesia mempunyai 20 ribu pelajar yang dibiayai belajar oleh orangtuanya. Andaikata mereka ditarik pulang, Amien memperkirakan Australia akan kelimpungan.
Ia juga mempertanyakan mengapa Indonesia masih harus impor sapi dari Australia. Padahal masih ada negara lain yang kualitas sapinya baik dan harganya murah. Mantan ketua MPR itu berharap besar Indonesia bisa mandiri dalam memenuhi kebutuhan itu.
''Tetapi dibalik itu, kita harus menjadi bangsa yang kuat ekonominya, pertahanannya, pemerintahannya sehingga tidak dilecehkan seperti ini,'' ujar Amien.
Pemilu 2014 menjadi saat tepat bagi masyarakat Indonesia untuk memilih orang nomor satu di negeri ini. Tokoh reformasi itu menyarankan masyarakat untuk memilih tokoh-tokoh yang memahami masalah internasional, globalisasi, ekonomi dunia, pluralisme, dan teretori.
''Di atas itu, kita harus nemilih orang yang setia pada Indonesia, bukan pada luar negeri,'' kata mantan Pengurus Pusat Muhammadiyah itu.
Amien menekankan orang yang harus dipilih adalah yang 'betul merah putihnya'. Sebab, ia mencurigai ada kemungkinan sebagaian anak bangsa yang tidak terlalu merah putih dan kurang nasionalis.