Jumat 22 Nov 2013 11:53 WIB

Pejabat RI Malas Gunakan Alat Lemsaneg

Rep: Maman Sudiaman/ Red: Hafidz Muftisany
Kepala Lemsaneg Mayjen TNI Dr Djoko Setiadi (tengah) saat memberikan penjelasan terkait penyadapan, Jumat (22/11)
Foto: Republika/Maman Sudiaman
Kepala Lemsaneg Mayjen TNI Dr Djoko Setiadi (tengah) saat memberikan penjelasan terkait penyadapan, Jumat (22/11)

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA --  Kepala Lembaga Sandi Negara (Lemsaneg), Mayjen TNI Dr Djoko Setiadi merasa prihatin masih banyak pejabat pemerintah di Tanah Air ini yang masih malas menggunakan peralatan komunikasi yang disiapkan lembaganya. Berbagai alasan pun mengalir kenapa para pejabat itu belum mau menggunakan alat dimaksud.

Padahal, menurutnya, penyiapan alat komunikasi tersebut disiapkan sebagai langkah untuk menjaga kebocoran rahasia negara.  Dia menyebutkan, alasan paling sering disampaikan kepada pihaknya yakni adanya delay   saat melakukan komunikasi. Padahal, katanya,  delay-nya hanya sepersekian detik saja.

Namun, ada juga yang menyampaikan alasan takut menggunakan alat tersebut. "Jadinya, setelah kita berikan alat itu, ternyata hanya disimpan saja,” ujar  Djoko Setiadi dalam pertemuan dengan sejumlah wartawan di A Roebiono Kertapati, Lemsaneg, Ragunan, Jakarta Selatan, Jumat (22/11).

Kepada wartawan, Djoko meminta agar sejumlah pejabat yang enggan menggunakan alat dimaksud tidak ditulis. Djoko menyampaikan pentingnya penggunaan alat komunikasi kepada para pejabat itu terkait  aksi penyadapan yang dilakukan pihak Australia. “ Yang jelas, alat itu diberikan kepada para pejabat setingkat esselon I, baik di pusat maupun di daerah,” katanya lagi.

Djoko yang didampingi Deputi Pengkajian Persandian, Rully Nursanto dan Deputi Penngamanan Persandian, Syahrul Mubarok mengklarifikasi jika lembaganya berada di bawah Badan Intelijen Negara (BIN).  Menurutnya, lembaganya  lanngsung berada di bawah presiden.  "Karena ada yang menyebutkan di media lembaga kita di bawah BIN,” ujarnya.

Terhadap adanya aksi penyadapan, pihaknya terus berupaya meningkatkan sistem pengamanan. Menurutnya, berbagai alat komunikasi yang bersifat  elektronik mudah untuk disadap.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement