Rabu 20 Nov 2013 19:43 WIB

Banjir di Mamuju Tengah, Empat Tewas

Rep: Rr Laeny Sulistyawati / Red: Djibril Muhammad
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho
Foto: Antara
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengabarkan perkembangan terbaru banjir bandang yang terjadi di Mamuju Tengah, Sulawesi Barat, Senin (18/11) kemarin membuat sedikitnya empat tewas dan satu hilang.

"Empat korban tewas yaitu Dahlia (40 tahun) Nanah (25), Akse (30), dan Rahma (5)," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho kepada Republika melalui BlackBerry Massanger, Rabu (20/11) malam.

Satu orang juga masih hilang yaitu Rizky (3) yang hingga sore hari ini belum ditemukan. Kemudian satu orang yang mengalami luka patah kaki yaitu Sultan (47) dan telah dibawa ke rumah sakit terdekat.

Pencarian korban hilang masih dilakukan tim gabungan dari Tentara Nasional Indonesia (TNI), Basarda, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Kepolisian Republik Indonesia (Polri), Taruna Siaga Bencana Tagana (Tagana), dan masyarakat.

"Mereka melakukan penyusuran sungai dan mencari di bawah material kayu-kayu," ujarnya.

Penanganan darurat banjir bandang di Mamuju Tengah juga terus dilakukan hingga saat ini. Ia menambahkan, BPBD Mamuju Tengah sudah memberikan bantuan berupa beras, kebutuhan peralatan keluarga dan sandang.

Lebih lanjut ia mengatakan, Bupati Mamuju Tengah telah menetapkan masa tanggap darurat selama tiga hari yaitu Selasa (19/11) hingga Kamis (21/11) dan kemungkinan akan diperpanjang.

Sebelumnya, banjir bandang menerjang Desa Salolebo dan Desa Tabolang di Kecamatan Topoyo, Kabupaten Mamuju Tengah, Senin (18/11) pukul 18.30 WIB. Kemungkinan banjir bandang terjadi akibat pembendungan alamiah di bagian hulu yang kemudian jebol menerjang bagian hilir. Bendungan alamiah terjadi akibat adanya longsor tebing dan membendung alur sungai.

Saat hujan deras bendungan tersebut jebol dan membawa lumpur dan kayu-kayu gelondongan. "Jumlah pengungsi 339 jiwa. Pengungsi berada di tenda pengungsi dan balai desa serta di rumah sanak saudaranya," tuturnya.

Ia menambahkan, dari data sementara ada 71 rumah rusak berat dan 316 rumah rusak ringan. Kerusakan fasilitas umum seperti masjid, jembatan, saluran irigasi dan sebagainya masih dalam pendataan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement