Rabu 20 Nov 2013 14:48 WIB

Kenang Hubungan Mesra RI-Australia, SBY Bilang Sudah Ternoda

Rep: Esthi Maharani/ Red: A.Syalaby Ichsan
Bendera Australia dan Indonesia. Ilustrasi.
Foto: brecorder.com
Bendera Australia dan Indonesia. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengingatkan, hubungan kerja sama antara Indonesia dengan Australia sudah berlangsung lama, berjalan baik, dan terus berkembang.

Contohnya saat Indonesia mengalami musibah, Australia dengan cepat membantu. Belum lagi kerja sama di berbagai forum di kawasan dan dunia. 

Pada 2005 lalu, kedua negara sepakat meningkatkan kerja sama menjadi kemitraan strategis dan telah memberikan manfaat nyata. Maka, Presiden SBY pun menyayangkan hubungan yang sudah berlangsung baik itu dinodai dengan aksi penyadapan. 

Celakanya, hingga saat ini, Pemerintah Australia belum memberikan klarifikasi resmi kepada Pemerintah Indonesia. Yang ada hanyalah pernyataan di komunitas dan media di Australia tetapi belum ada tindak lanjut antar dua negara. 

Oleh karena itu, presiden menyindir etika dan moral Australia sebagai negara sahabat. “Yang lebih penting, kalau berpikir jernih, ini tentu berkaitan dengan moral dan etika sebagai sahabat, sebagai tetangga, sebagai partner yang sebenarnya menjalin hubungan yang baik,’ katanya saat memberikan keterangan pers, Rabu (20/11). 

Ia menegaskan, aksi penyadapan, dilihat secara aspek hukum tidak dibenarkan alias illegal. Hal tersebut tak hanya berlaku di Indonesia, tetapi juga Australia dan juga dunia internasional.

Karena itu, Presiden berkali-kali menegaskan tindakan Australia adalah tindakan yang tidak bisa diremehkan. “Kenapa harus menyadap kawan bukan lawan? Saya menganggap masalah ini masalah serius,” katanya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement