REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Gubernur Provinsi DKI Jakarta, Joko Widodo, mengaku biasa saja menghadapi upaya sejumlah pihak yang hendak menjatuhkannya dengan menyebarkan isu-isu negatif.
"Ya biasa lah, waktu dulu juga ada, dua kali juga sama. Waktu Pilgub kemarin juga dibuka habis," kata Joko Widodo di Kota Bandung pada Rabu.
Jokowi, panggilan akrab Joko Widodo, mengatakannya saat ditemui sebelum menjadi pemateri kuliah umum yang diadakan oleh BEM Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran Bandung. Joko mengatakan upaya-upaya negatif untuk menjatuhkan dirinya bahkan sampai menyentuh ranah pribadinya.
"Ada yang mengatakan kalau bapak saya orang Singapura. Padahal, bapak saya dari desa terpencil," kata dia.
Tak sampai disitu, kata Jokowi, upaya menjatuhkan dirinya juga sampai ke ranah SARA seperti beredar kabar bahwa ibu kandungnya beragama nonmuslim. "Ada yang mengatakan ibu saya non muslim, ada ibu saya berjilbab," katanya.
Jokowi mengaku heran dengan tuduhan dirinya berbau klenik. "Misalnya, ada yang bilang saya senang klenik, klenik apa toh, rasional kok, orang aneh-aneh. Masa wajah saya kayak gini wajah klenik," katanya.
Menurut dia, tuduhan klenik terhadap dirinya diawali saat dirinya melakukan kunjungan ke makam Pangeran Jayakarta.
"Dia itu tokoh, kok klenik. Dia itu tokoh Jakarta. Kita sekali ke sana mau merancang agar lokasi peninggalan itu bisa kita berbaiki. Begitu. Apakah landscapenya diperbaiki, rumah peninggalannya direkonstruksi, direstorasi, demi kepentingan kita," kata dia.