REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Sehari pasca erupsi Gunung Merapi, aktivitas penambangan pasir di Sungai Gendol kembali dilakukan warga setempat. Program normalisasi sungai dari Pemerintah Kabupaten Sleman juga dilanjutkan.
Truk-truk yang membawa pasir kembali melewati Desa Glagaharjo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman pada Selasa (19/11) pagi.
Hujan yang turun sejak pagi tidak menyurutkan warga untuk masuk ke aliran Sungai Gendol untuk menambang pasir. Kegiatan penambangan pasir sempat berhenti pada Senin kemarin setelah Gunung Merapi mengeluarkan asap tebal setinggi 2.000 meter.
Menurut Kepala Desa Glagaharjo, Suroto, warga kembali menambang di Sungai Gendol karena tidak ada peningkatan status Gunung Merapi. Namun, dia telah meminta warganya untuk mewaspadai banjir lahar dingin mengingat hujan turun sejak pagi.
"Saya sudah sampaikan ke warga agar meningkatkan kewaspadaan karena ada hujan. Saya sudah mewanti-wanti," ujarnya kepada Republika, Selasa.
Suroto mengaku tidak bisa menghalangi kegiatan penambangan pasir yang dilakukan warganya setelah erupsi Gunung Merapi. "Kita menunggu surat resmi dari kabupaten untuk menghentikan aktivitas penambangan. Kalau tidak ada, saya tidak bisa hentikan," ujarnya.
Kegiatan penambangan pasir diakui Suroto berhenti total pada Senin kemarin. Program normalisasi Sungai Gendol juga berhenti pasca erupsi Merapi.
Gunung Merapi mengeluarkan letusan freatik pada Senin pukul 04.53 WIB yang membuat sebagian warga di tiga dusun dari Desa Glagaharjo yakni Kalitengah Lor, Kalitengah Kidul, dan Srunen mengungsi di balai desa selama beberapa jam.
Kembali beroperasinya penambangan dan truk galian C juga dikonfirmasi Kepala Desa Kepuharjo, Heri Suprapto. Dia mengakui status Gunung Merapi yang tetap aktif normal membuat warga kembali menambang. "Program normalisasi sungai yang pakai alat dan penambangan manual warga pagi ini mulai lagi," ujarnya.
Heri mengakui ancaman banjir lahar dingin tidak menghentikan aktivitas penambangan. Menurutnya, warga sudah memantau kemungkinan banjir lahar dingin. "Rekan-rekan dari komunitas selalu pantau, kalau hujan di atas (Gunung Merapi), kami akan berhenti," ujarnya.
Pemerintah Kabupaten Sleman tidak menghentikan kegiatan normalisasi Sungai Gendol. Plt Kepala Dinas Sumber Daya Air Energi dan Mineral (SDAEM) Kabupaten Sleman, Purwanto mengatakan letusan Gunung Merapi pada Senin pagi kemarin tidak mengeluarkan material. "Kami melihat situasi dan kondisi, meski meletus dengan asap dua kilometer tetapi tersapu angin ke timur," ungkapnya.
Meski demikian, dia mengaku masih memantau perkembangan Gunung Merapi. "Normalisasi (Sungai Gendol) tetap dilanjutkan tetapi kalau ada perkembangan lain dan desa meminta dihentikan, kami akan hentikan (kegiatan)," ujarnya.
Kegiatan pariwisata di Kaliurang juga tidak dihentikan pasca erupsi Gunung Merapi. Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman menunggu perkembangan dari Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTKG) untuk membuat kebijakan pariwisata terkait aktivitas Gunung Merapi. "Kaliurang tetap buka," ujar Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Sleman, Ayu Laksmidewi.