Senin 18 Nov 2013 17:01 WIB

Pengamat Intelijen: Australia dan AS Hanya Sadap Informasi Terbuka

Rep: Dyah Ratna Metha/ Red: Heri Ruslan
Mata-mata dan penyadapan arus data dan komunikasi (ilustrasi)
Foto: REPUBLIKA.CO.ID
Mata-mata dan penyadapan arus data dan komunikasi (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Pengamat Intelijen Lembaga Pengembangan Kemandirian Nasional (LPKN) Wawan H Purwanto mengatakan, masyarakat tidak perlu resah terhadap penyadapan yang dilakukan oleh Australia dan Amerika. Sebab mereka tidak bisa menyadap informasi yang rahasia dan sangat rahasia.

"Berdasarkan penelitian mendalam saya terhadap berbagai sumber, Australia dan Amerika hanya menyadap informasi  terbuka. Artinya informasi umum yang tidak rahasia dan tidak membahayakan negara," kata Wawan, Senin, (18/11).

Laporan negara itu, ujar Wawan, bertingkat-tingkat jenisnya, laporan terbuka, agak tertutup, rahasia, dan sangat rahasia. Laporan sendiri juga dibagi dua, laporan terbuka yang jumlahnya 90 persen, dan laporan tertutup yang jumlahnya 10 persen.

Rata-rata, kata Wawan, penyadapan hanya bisa mengambil laporan terbuka yang jumlahnya 90 persen itu. Padahal yang dicari oleh penyadap adalah laporan 10 persen yang sangat rahasia itu.

Meski demikian, ujar Wawan, untuk menghindari penyadapan sebaiknya dalam alat komunikasi dipasang scrambler. Alat itu berfungsi mengacak sinyal dan harus  diganti-ganti  kodenya.

Memang di era digital, lanjut Wawan, sulit untuk menghindari monitor lewat setelit.  Ibaratnya kalau rumah tidak diberi pagar, maka maling bisa masuk, makanya scrambler itu fungsinya seperti pagar agar informasi tidak disadap atau dicuri.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement