REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Ratusan warga dari tiga dusun dari desa terdekat dengan Gunung Merapi sudah pulang ke rumah masing-masing setelah sempat mengungsi pascasemburan asap dari gunung tersebut, Senin (18/11).
Mereka adalah warga dari Desa Glagaharjo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). "Sebelumnya, ratusan warga mengungsi di balai desa. Mereka warga dari tiga dusun, yakni Kalitengah Lor, Kalitengah Kidul, dan Srunen di Desa Glagaharjo, Kecamatan Cangkringan. Saat ini sudah pulang ke rumah masing-masing," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sleman Julisetiono.
Ia menjelaskan, sebelumnya sekitar 600 kepala keluarga (KK) yang bersiap di titik kumpul di masing-masing dusun serta ada yang mengungsi ke Balai Desa Glagaharjo. "Warga rentan ditempatkan di Balai Desa Glagaharjo yakni balita 15 jiwa, lanjut usia 26 jiwa, ibu hamil delapan jiwa, dan difabel satu jiwa," katanya.
Gunung Merapi di perbatasan Kabupaten Sleman, DIY dan Jawa Tengah, hari ini menyemburkan asap tebal sejauh dua kilometer sekitar pukul 04.50 hingga 06.00 WIB. Hembusan disertai suara gemuruh. ini dipicu gempa tektonik lokal di bawah tubuh Gunung Merapi.
Sebelumnya tidak ada peningkatan aktivitas Gunung Merapi. "Tipe letusannya adalah letusan freatik. Kejadian ini mirip dengan letusan pada 22 Juli 2013 yang tiba-tiba meletus pada pagi hari," katanya.
Letusan hari ini lebih besar daripada 22 Juli, namun saat ini status masih normal aktif (level I). Saat ini aktivitas gunung pulih kembali. Sedang dilakukan evaluasi di BBPTKG Yogyakarta.
Julisetiono mengatakan, pengungsian warga tersebut sebagai langkah antisipasi dan bentuk kesiapsiagaan warga. "Warga sudah memiliki kesadaran yang baik terkait antisipasi bencana Gunung Merapi. Saat melihat ada perkembangan aktivitas merapi, mereka langsung melakukan upaya penyelamatan dan menuju titik kumpul pengungsi," katanya.