REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Gunung Merapi mengeluarkan asap tebal pada Senin (18/11) pagi. Kondisi itu membuat warga dari kelompok rentan mengungsi di balai desa setempat.
Informasi yang dihimpun Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) menyatakan, warga dari Desa Glagah Harjo telah berkumpul ke titik yang ditentukan pada saat Gunung Merapi mengeluarkan asap tebal. Sebagian warga sudah kembali ke rumah karena Gunung Merapi berangsur normal.
Namun, kelompok rentan masih tetap tinggal di balai desa setempat. Kepala Bidang Kesiapsiagaan Bencana BPBD Sleman, Heru Saptono mengungkapkan, sebanyak 600 kepala keluarga dari tiga dusun di Desa Glagah Harjo yakni Kalitengah Lor, Kalitengah Kidul, dan Srenen berada di titik kumpul masing-masing dusun.
Kelompok rentan telah mengungsi di Balai Desa Glagah Harjo dengan rincian sebanyak 15 balita, 26 lansia, delapan ibu hamil, dan satu difabel. "Sekarang kelompok rentan masih mengungsi," ujar Heru dihubungi Republika Senin.
Heru mengatakan, tidak ada kepanikan yang terjadi saat Gunung Merapi mengeluarkan asap tebal. Warga sudah mengikuti standar operasional kesiapsiagaan bencana Merapi.
"Warga sudah dilatih dua minggu lalu sehingga tidak ada kepanikan. Mereka sepakat untuk kumpul di titik kumpul," ujarnya.
Gunung Merapi mengeluarkan asap tebal yang membubung setinggi 2.000 meter, sekitar pukul 05.00 WIB. Merapi juga mengeluarkan suara gemuruh. Akan tetapi, aktivitas Gunung Merapi kembali normal beberapa menit kemudian.