Ahad 17 Nov 2013 18:43 WIB

KAI Commuter Jabodetabek Kembali Datangkan 20 KRL

 Sejumlah Penumpang menunggu KRL Commuter Line di Stasiun Manggarai,Jakarta,Senin (7/1). (Republika/Adhi Wicaksono)
Sejumlah Penumpang menunggu KRL Commuter Line di Stasiun Manggarai,Jakarta,Senin (7/1). (Republika/Adhi Wicaksono)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT KAI Commuter Jabodebetabek (KCJ) kembali mendatangkan 20 unit KRL yang merupakan bagian penambahan KRL baru pada tahun 2013 sebagai bentuk peningkatan pelayanan perkeretapian kepada pengguna jasa. "20 unit KRL ini merupakan program pengiriman tahap dua dari pengadaan KRL pada 2013 yang secara keseluruhan berjumlah 180 unit," kata Manajer Komunikasi KCJ Eva Chairunnisa dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Ahad (17/11).

Menurut Eva Chairunnisa, sebanyak 20 unit KRL baru tersebut merupakan hasil pembelian dari operator KRL di Jepang dan telah tiba di Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta pada Sabtu (16/11) malam. Sebelumnya, PT KAI Commuter Jabodetabek (KJC) juga telah mendatangkan 30 unit gerbong kereta rel listrik bekas dari Jepang sebagai bagian dari pengadaan tahun 2013.

"KRL yang baru didatangkan ini akan menggantikan gerbong kereta yang rusak," kata Direktur Utama KCJ Tri Handoyo di Jakarta, Senin (4/11).

Menurut Tri Handoyo, pihaknya juga telah mendatangkan tim dari Jepang untuk memastikan bahwa unit KRL bar tersebut dapat dioperasikan dengan lancar di Indonesia. Dia memaparkan, pihaknya sejak tahun 2009 juga telah mendatangkan hingga lebih dari 300 unit KRL. Menurut dia, KAI Commuter Jabodetabek akan terus menjalankan program penambahan armada sebagai bagian dari bentuk pelayanan kepada masyarakat pengguna kereta.

Eva menambahkan, harga dari setiap gerbong kereta itu mencapai sekitar Rp 1 miliar per unit. Eva memastikan bahwa sebelum dioperasikan, Balai Yasa Manggarai juga akan melakukan pengujian dan juga menunggu hasil sertifikasi yang dilaksanakan Kementerian Perhubungan.

"Balai Yasa Manggarai akan merakit ulang dan membenahi kembali baik interior maupun eksteriornya," kata Eva. Ia mengungkapkan, pemilihan kereta bekas dari Jepang antara lain karena harga kereta baru dapat mencapai hingga 10 kali lipat lebih tinggi harganya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement