Sabtu 16 Nov 2013 23:12 WIB

JK Marah, Nurul Arifin Bilang Ada Kesalahan Interpretasi

Nurul Arifin
Foto: Republika/Tahta Aidilla
Nurul Arifin

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wasekjen Partai Golkar menyesalkan berita yang isinya mendiskreditkan Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia (DMI) Jusuf Kalla (JK). Padahal, ia merasa apa yang diungkapkan sebagai bentuk apresiasi terhadap kiprah Ketua Umum Palang Merah Indonesia (PMI) tersebut.  

"Tidak ada kata-kata saya yang isinya 'menggunakan' atau 'memanfaatkan'. Bahkan, dengan beragam aktivitasnya di dunia kemanusian sekarang ini, baik melalui DMI mau pun PMI, ketokohan JK telah membuat lembaga menjadi semakin dikenal," katanya, Sabtu (16/11). 

Sebelumnya, JK menyatakan marah kepada Nurul. Kemarahan tersebut, terkait pernyataan yang menyatakan JK telah menggunakan PMI dan DMI sebagai sarana untuk kampanye.

Nurul menilai, pernyataan itu sebagai kesalahan interpretasi. "Pasti tidak sama antara membaca, melihat dan mendengarkan ucapan saya. Yang jelas ketika membaca tidak mungkin melihat ekspresi dari yang memberikan pernyataan," ucapnya.

Menurut Nurul, apa yang dikatakannya merupakan apresiasi terhadap posisi JK yang telah menjadi entitas politik tersendiri di luar Golkar. "Ini kepiawaian beliau yang patut ditauladani. Hasil kerja keras yang tidak semua orang bisa melakukanya," ujarnya.

Ia menambahkan, tidak khawatir dengan langkah politik JK. Malah, ia merasa bangga bahwa kader Golkar bisa mewarnai kancah perpolitikan di Tanah Air. 

"Kami tidak tidak takut langkah-langkah beliau akan menggembosi partai. Sebab hati Pak JK tetap kuning. Apalagi Pak JK tidak pernah menggunakan orang-orang di dalam Partai Golkar untuk kepentingan politiknya," ujar anggota Komisi II DPR tersebut. 

"Beliau adalah pribadi yang luar biasa. Bukan sekadar tokoh di dalam negeri. Tetapi tokoh perdamaian di tingkat dunia," jelasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement