REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH -- Sejumlah ibu Bhayangkari Polda Aceh memamerkan kepiawaian membongkar dan memasang senjata api larang panjang dengan mata tertutup.
Atraksi tersebut dipertontonkan di sela-sela upacara HUT Brimob Polri ke 68 tahun di Mako Detasemen Gegana Satbrimobda Aceh di Banda Aceh, Kamis.
Upacara tersebut dipimpin Kapolda Aceh Irjen Pol Herman Effendi dan dihadapi para pejabat Polri dan Pemerintah Aceh.
Sebelum memamerkan keahlian bongkar pasang senjata laras panjang, 10 wanita istri anggota Polri mengenakan seragam merah jambu khas Bhayangkari itu berbaris dari sisi kanan lapangan upacara.
Mereka berbaris dengan membawa senjata laras panjang ke meja yang disediakan di depan tenda utama yang dihadiri para tamu undangan upacara HUT Brimob.
Kemudian, sejumlah Brimob menutup mata para ibu Bhayangkari dengan kain merah jambu. Dengan hitungan ketiga, ke-10 ibu Bhayangkari tersebut langsung memperlihatkan kemampuannya membongkar pasang senjata laras panjang.
Selain bongkar pasang senjata, HUT Brimob Polri di Aceh diwarnai dengan berbagai atraksi lainnya, seperti tarian seudati, kolone senjata, dan atraksi bela diri merpati putih.
Sementara itu, Kapolri Jenderal Polisi Sutarman dalam amanat tertulisnya dibacakan Kapolda Aceh Irjen Pol Herman Effendi mengatakan, pada usia ke-68 tahun, Brimob diharapkan menjadi pasukan yang tangguh dan profesional dalam menjalankan tugas.
"Peringatan ulang tahun ini harus menjadi momentum evaluasi dan introspeksi apa yang telah dicapai. Selain itu, Brimob harus mampu menjaga nama baik Polri," kata dia.
Kapolri mengatakan, para prajurit Brimob harus memahami bahwa tantangan sekarang ini semakin kompleks. Berbagai macam potensi ancaman harus diwaspadai, seperti terorisme, separatisme hingga unjuk rasa anarkis.
"Karena itu, setiap personel harus mampu menampilkan kualitas dan kapasitas yang tinggi serta profesionalitas. Serta mampu menjaga diri dan tidak terpengaruh oleh situasi yang dapat menurunkan kualitas profesionalisme selaku anggota Polri," kata Kapolri.