Kamis 14 Nov 2013 12:34 WIB

Indonesia Bisa Swasembada Daging, Ini Syaratnya

 Pekerja memindahkan sapi impor Australia ke atas truk di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Jumat (25/10).     (Republika/ Wihdan)
Pekerja memindahkan sapi impor Australia ke atas truk di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Jumat (25/10). (Republika/ Wihdan)

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA --- Menteri Riset dan Teknologi Gusti Muhammad Hatta mengaku yakin Indonesia dapat meraih swasembada daging dengan menerapkan teknologi pada pembibitan sapi potong.

"Dengan menggunakan teknologi, bisa didapat bibit unggul untuk jenis sapi yang ada di Indonesia," ujar Menristek di Jakarta, Kamis.

Teknologi yang dimaksud adalah Inseminasi Buatan (IB) Sexing dan Embrio Transfer yang merupakan kerja sama Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dengan PT KAR.

IB Sexing adalah teknologi yang mampu menghasilkan anak sapi dengan jenis kelamin sesuai harapan, baik jantan atau betina.

"Teknologi ini mampu memperbaiki bibit sapi yang ada," jelas dia.

Menristek juga menyambut baik kerja sama antara industri dan LIPI tersebut. Ke depannya, dia akan mempromosikan perusahaan itu sebagai perusahaan pembibitan sapi dalam negeri.

"Di Lampung sudah ada, namun teknologi yang digunakan luar negeri. Kalau PT KAR menggunakan teknologi dalam negeri, ini patut didukung," kata dia.

Berdasarkan data impor daging dan sapi bakalan pada 2012 sebesar 156,1 juta dolar AS dan 285,9 juta dolar AS. Angka tersebut, lanjut dia, adalah angka yang cukup tinggi. Padahal Indonesia memiliki potensi untuk swasembada.

"Beberapa potensinya adalah jutaan penduduk yang bermata pencaharian sebagai peternak, lahan yang luas, serta lembaga litbang dan perguruan tinggi yang mumpuni," jelas dia.

Syarat untuk swasembada daging adalah minimal 90 persen konsumsi daging sapi dipasok dari sapi domestik. Sisanya 10 persen ipenuhi melalui impor, baik dalam bentuk sapi bakalan maupun daging beku.

Hingga saat ini, Indonesia masih kekurangan 85.000 ton atau 17,5 persen dari total kebutuhan dalam negeri.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement