REPUBLIKA.CO.ID,BUKITTINHHI -- Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kota Bukittinggi, Sumatera Barat (Sumbar), mencatat Gunung Marapi dari 1 sampai 13 November 2013 telah mengalami sebanyak 17 kali letusan.
"Dari 17 kali letusan tersebut yang teramati sebanyak dua kali, dimana mengeluarkan asap kelabu tebal yang berkisaran setinggi 300 sampai 350 meter dari puncak gunung," kata Petugas PVMBG Bukittinggi, Warseno, di Bukittinggi, Rabu (13/11).
Selain letusan, lanjutnya, Gunung Marapi yang berada antara Kabupaten Tanah Datar dan Kabupaten Agam tersebut tercatat juga telah mengalami sebanyak 21 hembusan.
"Saat ini status Gunung Marapi masih waspada. Masyarakat di sekitar gunung serta para pendaki untuk tidak mendaki pada radius tiga kilometer dari pusat letusan atau kawah gunung," kata dia.
Peningkatan aktivitas Gunung Marapi terjadi 3 Agustus 2011 dan sempat mengeluarkan abu vulkanik berbau belerang dengan ketinggian mencapai 1.000 meter dan menjangkau sejumlah daerah, seperti Agam, Tanah Datar, Padangpariaman, dan Padang Panjang.
Dalam kondisi aktif normal, gunung yang berdampingan dengan Gunung Singgalang dan Tandikek itu menjadi salah satu tujuan bagi pendaki gunung dari dalam maupun dari luar Sumbar.
Setiap pergantian tahun, gunung itu selalu ramai oleh pendaki. Akses pendakian Gunung Marapi mudah dicapai. Jalur pendakian dimulai dari Koto Baru, Tanah Datar. Kawasan Gunung Marapi merupakan area konservasi di Sumbar, yakni Suaka Alam Merapi.