REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Komisi II DPR RI dari Fraksi PDIP Arif Wibowo mengkritik Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) yang membeli lima mobil baru di tengah carut marut tahapan pelaksaan pemilu.
Bawaslu membeli mobil dengan merek Toyota Camry dan Honda CRV. Pembelian mobil tersebut, dinilai tidak etis.
Sebab mobil lama mereka masih bisa digunakan kalau hanya sekadar untuk melakukan pengawasan saat pemilu nanti.
"Bawaslu itu kinerjanya buruk, masak malah beli mobil-mobil baru. Mau dipakai ke Bali atau ke mana, kalau hanya pengawasan di Jakarta, mobil lama masih bisa mereka pakai," kata Arif, di Jakarta, Rabu, (13/11).
Seharusnya, ujar Arif, Bawaslu memperbaiki kinerjanya dalam mengawasi berbagai pemilihan. Bukan malah sibuk mengganti mobilnya dengan mobil baru.
"Selama ini pengawasan Bawaslu tidak efektif, terbukti banyak kecurangan dalam pemilihan. Seharusnya Bawaslu lebih fokus melakukan pengawasan dalam pemungutan suara, penghitungan suara agar tidak terjadi kecurangan dalam pemilu," kata Arif.
Mobil baru, Arif melanjutkan, bukan kebutuhan yang mendesak. Saat ini hal yang paling mendesak adalah melembagakan pengawasan yang efektif.