REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG -- Pemerintah Provinsi (pemprov) Lampung, sebagai salah satu pemrakarsa jembatan Selat Sunda (JSS), mendesak revitalisasi Tim 7 terkait percepatan pembangunan Kawasan Strategis Infrastruktur Selat Sunda (KISS). "Kami desak pada pusat revitalisasi Tim 7 soal JSS yang tidak jelas kelanjutannya," kata Gubernur Lampung, Sjachroedin ZP di Bandar Lampung, kemarin.
Ia terus menagih janji Presiden SBY terkait pemancangan tiang pertama pada tahun depat. "Saya sudah laporkan sama presiden di Padang soal pemancangan tiang JSS ini," kata Sjachroedin.
JSS yang membentang dari Bakauheni (Lampung) ke Merak (Banten) sepanjang 29 km dengan biaya Rp 100 triliun ini, belum jelas kelanjutannya. Padahal percepatan pembangunan JSS ini sejak 2009 sudah keluar keppres, perpres, dan telah masuk dalam Bappenas karena sudah ada pra studi kelayakan.
Ia mengaku kecewa dengan kinerja Tim 7 yang tidak serius bekerja sebagai pembantu presiden. "Seharusnya, pembantu presiden mengamankan apa yang menjadi putusan presiden," tegasnya.
Menko Perekonomian Hatta Rajasa, pertengahan Oktober lalu, mengatakan tahap ground breaking (GB/konstruksi awal) gagal dilakukan tahun 2014. Tahun depan masih memasuki tahap feasibility study (FS). Hatta mengatakan GB sudah lewat, dan telah masuk FS pada tahun depan. Sedangkan tahap FS ini dikerjakan Kementrian Pekerjaan Umum. n mursalin yasland