Senin 11 Nov 2013 17:50 WIB

Indonesia Butuh Alat Lebih Canggih Agar Tak Disadap

Duta Besar Indonesia untuk Amerika Dino Patti Djalal
Foto: jfcc.info
Duta Besar Indonesia untuk Amerika Dino Patti Djalal

REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Indonesia membutuhkan antisadap yang lebih canggih agar tidak mudah dimata-matai negara lain, termasuk Amerika dan Australia.

"Indonesia memang masih lemah dalam mengantisipasi kemungkinan terjadinya penyadapan karena teknologi yang ada tidak maksimal. Kondisi ini tentu patut menjadi perhatian serius agar kejadian seperti itu bisa diantisipasi," kata Duta Besar Indonesia untuk Amerikan Serikat, Dino Patti Djalal di Makassar, Senin (11/11).

Ia berkata, kasus penyadapan yang diduga dilakukan Australia dan Amerika Srikat, menjadi tantangan bagi Indonesia agar lebih meningkatkan sistem keamanannya. Ia berpendapat, Indonesia belum bisa dikatakan unggul jika belum bisa mengatasi masalah 'cyber security'.

Peserta Konvensi Partai Demokrat itu menjelaskan, pemerintah sudah menunjukkan posisinya dan melakukan protes terkait penyadapan tersebut. Pemerintah hingga kini juga masih menunggu kejelasan dari pemerintahan Barack Obama terkait protes yang dilayangkan.

Meski belum ada kejelasan terkait protes yang dilakukan Indonesia, Dino melihat jika Presiden Barack Obama sudah menugaskan untuk peninjauan kembali atas kebijakan tersebut. Ia juga mengaku prihatin dengan kejadian sadap-menyadap tersebut.

"Kita tentu berharap tanggapan positif dari pihak Amerika Serikat agar tidak mempengaruhi hubungan kedua negara. Pemerintah sendiri sudah menunjukkan sikapnya dengan melakukan protes," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement