REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengatakan proses pembangunan sumur resapan yang saat ini tengah dilakukan di seluruh wilayah ibu kota tidak dapat dipercepat.
"Pembangunan sumur resapan ini tidak bisa kita percepat karena kondisi lapisan bawah tanah di wilayah Jakarta berbeda-beda, tidak sama antara wilayah yang satu dengan yang lain," kata Ahok di Balai Kota, Jakarta Pusat, Senin (11/11).
Oleh karena itu, menurut Ahok, perlu dilakukan tes atau pemetaan untuk mengetahui jenis tanah serta kandungan endapan sedimen yang terdapat di dalam tanah pada suatu wilayah.
"Tes dan pembangunan sumur resapan kita jalankan secara bersamaan. Pemetaan akan kita lakukan di semua wilayah DKI, jadi kedepannya, kita sudah punya peta tanah yang bisa dibuat sumur resapan," ujar Ahok.
Dia menuturkan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI menargetkan pembangunan sebanyak 4.000 sumur resapan secara tersebar di seluruh wilayah ibukota, sehingga membutuhkan peta tanah yang akurat.
"Kalau kita sudah punya petanya, maka selanjutnya kita bisa dengan mengetahui wilayah atau titik-titik mana saja yang bisa kita buat sumur resapan," tutur Ahok.
Dari target 4.000 tersebut, dia mengungkapkan sebanyak 2.000 sumur resapan dibangun pada tahun ini. Akan tetapi, sambung Ahok, sumur-sumur itu masih belum dapat berfungsi secara maksimal.
"Sampai sekarang, pembangunan sumur resapan masih terus berjalan. Tapi, belum terlalu banyak berfungsi. Minimal, mampu menghilangkan genangan-genangan air yang banyak terjadi di Jakarta selama musim hujan ini," tambah Ahok.