Senin 11 Nov 2013 00:50 WIB

Pemprov DKI Bentuk Satgas Pemantau Genangan Air

 Sejumlah kendaraan melintasi genangan air setinggi 30 cm di Jalan Dr. Sahardjo, Tebet, Jakarta Selatan, Jumat, (8/11).  (Republika/Yasin Habibi)
Sejumlah kendaraan melintasi genangan air setinggi 30 cm di Jalan Dr. Sahardjo, Tebet, Jakarta Selatan, Jumat, (8/11). (Republika/Yasin Habibi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Provinsi DKI Jakarta membentuk satuan tugas (satgas) yang akan memantau titik-titik genangan air di seluruh wilayah DKI Jakarta.

"Tugas satgas untuk mengawasi di mana genangan terjadi dan akan melaporkan ke Dinas Pekerjaan Umum DKI," kata Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama, di Jakarta, Ahad (10/11).

Basuki mengatakan genangan yang terjadi di Jakarta, terutama di jalan-jalan, akibat ketiadaan lubang saluran air karena telah penuh dengan sampah dan kabel.

Ketiadaan lubang saluran air itu, kata Basuki, diperparah dengan penurunan muka tanah jalan-jalan di Jakarta.

"Setiap kali hujan, genangan surut tiga jam setelah itu. Tapi persoalannya kan macet akibat genangan itu," kata Ahok, sapaan Basuki.

Ahok mengatakan sumur-sumur resapan yang tengah dibuat Pemprov DKI memang akan membantu menyerap genangan air di jalan. "Tapi sumur resapan itu, jujur saja, belum terlalu akan berfungsi banyak," katanya.

Pemprov DKI, ujar Ahok, akan membuat peta kantong-kantong air bawah tanah (aquiver) sebagai penyimpan air saat musim hujan.

"Secara makro, kami sudah punya peta geologinya. Tapi, kedalamannya belum kami ketahui dan ini akan kami tes," kata Ahok.

Jakarta, menurut Ahok, saat ini belum siap menghadapi banjir. "Kami hanya dapat lakukan 20 persen sekarang. Ambil contoh Waduk Pluit," katanya.

Pusat Kendali Operasi (Pusdalops) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta mencatat sebanyak 25 titik genangan air muncul akibat hujan deras yang mengguyur wilayah ibukota.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement