REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Bagaimana agar sejarah kemerdekaan negeri yang sudah 68 tahun merdeka ini bisa terus terkenang selamanya? Tentu tidak hanya memperhatikan dokumen sejarah yang ada di museum dan perpustakaan. Mereka yang menjadi saksi sejarah dan pelaku dari sejarah tersebut juga harus lebih diperhatikan.
Seperti halnya Rachmi Aziah, putri salah seorang pahlawan nasional, komposer besar Ismail Marzuki. Sungguh ironi, putri pahlawan kemerdekaan tersebut ternyata tidak menikmati bagaimana hidup layak dan merdeka, seperti yang diusung bapaknya. Saban hari ia berjibaku dengan kemiskinan dan terpaan kerasnya hidup.
Rachmi yang sudah berusia 62 tahun itu sehari-harinya menggantungkan diri dengan berjualan kecil-kecilan di depan SDN Kedaung Cinangka Kec Sawangan. Suatu kali, Kelurahan Kedaung mengadakan lomba lingkungan sehat. Ia yang hanya berjualan kaki lima pun hari itu tergusur.
Namun, kendati tidak bisa berjualan, ada rahasia Allah dibalik itu semua. Ketika Wakil Walikota Depok Idris Abdul Somad datang meninjau lokasi, ia kaget ketika diberitahu ada keluarga pahlawan yang tinggal di komplek itu. Idris pun dibawa bertemu dengan Rachmi yang saat itu berjualan didepan rumah kontrakannya.
"Ini semua bukan kebetulan, memang ini rencana Allah. Saya waktu itu jajan dan mengobrol dengan ibu Rachmi. Saya kaget ternyata beliau ini putri Ismail Marzuki," papar Idris kepada wartawan saat berkunjung ke rumah Rachmi di Komplek Bappenas A.12 RT 01/ RW 06 Cinangka Wates Kec Sawangan Depok, Ahad (10/11).
Saat pertemuan itu, Idris berjanji akan datang kembali untuk bersilaturrahmi ke tempat Rachmi. Janji yang telah bertahun-tahun itu akhirnya ia tepati dalam rangka peringatan hari pahlawan.
"Dengan peringatan hari pahlawan ini, kita ingin memberikan semacam perhatian kepada anak keturunan pahlawan kita. Karena jasa mereka tak terhitung," jelas Idris.
Kepada Rachmi dan keluarganya, Idris menjanjikan sejumlah bantuan bersifat bimbingan dan penyuluhan. Ia berjanji jika ada anak atau cucu dari keluarga Ismail Marzuki yang membutuhkan bimbingan kerja atau lowongan kerja, ia berjanji akan memprioritaskan dari keluarga Rachmi.
"Tentu saja saya senang," ujar Rachmi singkat. Kendati demikian, Rachmi tidak mau menuntut apa-apa kepada pihak pemerintah. "Tidak mungkin saya minta ini itu, segan," tambahnya.
Lurah Kedaung, Wahidin juga berjanji akan memberikan perhatian kepada keluarga Rachmi. "Mereka yang bukan pahlawan saja harus kita perhatikan, apalagi ini keluarga pahlawan. Mereka yang telah berjasa kepada bangsa ini," ujarnya kepada Republika.
Namun, Wahidin belum merinci jenis perhatian apa yang akan ia berikan. Ia mengaku kaget dan baru mengetahui akan keberadaan anak Ismail Marzuki di wilayahnya. "Saya baru tiga bulan menjabat. Saya sendiri kaget," ujar pria yang datang sekeluarga ke rumah Rachmi.