Ahad 10 Nov 2013 10:02 WIB

Minat Baca Rendah, Aktivis Buat Gerakan Membaca

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Fernan Rahadi
Membaca (ilustrasi)
Foto: darton.edu
Membaca (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Miris melihat budaya dan indeks membaca di Indonesia yang masih sangat rendah, sejumlah mahasiswa, aktivis, dan pemuda membentuk Forum Silaturahmi Nasional Pemuda Indonesia (FSNPI). Mereka membentuk sebuah gerakan yang dinamai 'Indonesia Membaca'. Deklarasi Indonesia Membaca dilaksanakan di Gedung Merdeka, Sabtu (9/11).

Selain di gedung bersejarah, deklarasi Indonesia Membaca juga sengaja dilakukan pada 9 November, yakni mengambil momentum Hari Pahlawan yang jatuh pada 10 November.  FSNPI mengukuhkan Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan menjadi Duta Gerakan Indonesia Membaca.

Menurut Ketua Koordinator Relawan Indonesia Membaca,  Indra kusumah, Gerakan Indonesia membaca ini nantinya akan dibentuk di setiap provinsi, kabupaten/kota bahkan ke level bawah seperti kecamatan dan kelurahan. Gerakan ini, diharapkan bisa meningkatkan minat baca. Di antara program Indonesia Memabaca adalah bedah buku, bagi-bagi buku, dan membangun rumah buku.

"Ide Indonesia Membaca ini merupakan gagasan para aktivis, pemuda, dan mahasiswa. Insya Allah ini akan menjadi masif karena sudah banyak relawan yang ingin bergabung. Nanti kami juga keliling Indonesia untuk menggelar deklarasi yang sama," ujar Indra.

Menurut salah seorang penggagas Gerakan Indonesia Membaca, Deni Prianto, kebangkitan bangsa-bangsa selalu didasari kebangkitan spritual dan pemikiran. Kemudian, disusul pergolakan masif. Kondisi ini tidak mungkin lahir tanpa didorong inspirasi dan pencerahan, yang umumnya diperoleh melalui membaca. "Tidaklah berlebihan bila membaca itu menjadi rahasia kebangkitan sebuah bangsa," kata Deni.

Menurut Deni, usaha membangun budaya membaca telah digulirkan berbagai pihak sejak lama. Namun, hasilnya tidak maksimal karena tidak didukung oleh tokoh yang benar-benar tepat dan konsisten.

Ia menilai, Heryawan tepat diposisikan sebagai Duta Gerakan Indonesia Membaca karena selama kepemimpinannya di Jabar, Ia membuktikan kepeduliannya pada dunia pendidikan. Termasuk, pembudayaan membaca di dalamnya. Gerakan ini pun, pantas digulirkan kembali dari Bandung, karena kota ini pernah menggelorakan semangat perjuangan Asia-Afrika.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement