REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia Abdul Hakam Naja menyatakan bahwa media sosial memiliki peran penting untuk menarik perhatian para pemilih muda.
"Media sosial dapat bantu untuk pancing perhatian pemilih muda," kata Hakam Naja dari Fraksi Partai Amanat Nasional itu saat dihubungi Antara di Jakarta, Sabtu (9/11).
Hal itu, disampaikannya ketika disinggung perihal ide untuk melakukan sosialisasi pemilu menggunakan media sosial atau jejaring sosial untuk menarik perhatian pemilih muda dan pemilih pemula.
"Saya kira KPU perlu melakukan inovasi, membuat hal-hal yang lebih kreatif untuk memancing perhatian pemilih pemula dan pemilih muda," ujarnya
Hakam Naja menjelaskan bahwa baik pemilih muda maupun pemilih pemula perlu mendapat perhatian secara khusus karena kelompok ini memiliki jumlah yang cukup besar.
Dia mengemukakan pada masa ini ada kecenderungan para pemilih muda dan pemilih pemula untuk tidak menggunakan hak pilih mereka, sehingga perlu ada sosialisasi yang tepat sasaran untuk meningkatkan semangat demokrasi kelompok itu.
Ia mengemukakan bahwa pada pemilihan gubernur atau kepala daerah, jumlah pemilih muda semakin merosot, bahkan mencapai 50 persen.
"Maka saya rasa ini sudah jadi situasi yang memprihatinkan dan butuh hal-hal yang lebih menggugah, yang lebih mencerahkan generasi muda yang cara tidak biasa," katanya.
Jumlah pemilih pemula tercatat sekitar 20 juta orang, sedangkan pemilih muda tercatat hampir 70 juta orang.
Pemilih pemula adalah mereka yang baru pertama kali menggunakan hak pilihnya, sedangkan pemilih muda adalah mereka yang berusia di bawah 30 tahun.
Hakam Naja berpendapat bahwa media sosial adalah dunia yang sangat dekat dan identik dengan kaum muda.
"Maka saya harap sosialisasi pemilu lewat media sosial, mengenai manfaat dan pentingnya pemilu bagi bangsa ini, dapat membangkitkan semangat demokrasi kaum muda," kata Hakam Naja.
Ikuti Whatsapp Channel Republika