Jumat 08 Nov 2013 23:18 WIB

Pemerintah Dinilai Kurang Serius Atasi Seks Bebas Pelajar

Rep: Rusdy Nurdiansyah/ Red: Yudha Manggala P Putra
video mesum/ilustrasi
video mesum/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) menilai, perhatian pemerintah terhadap kasus seks bebas dikalangan pelajar masih sangat kurang dan bahkan terkesan tidak serius untuk mengatasinya.

''Perhatian pemerintah masih minim dan kurang serius. Kalau sudah maksimal, tentu tidak akan marak prilaku seks bebas di kalangan pelajar,'' ujar Ketua Komnas PA, Arist Merdeka Sirait saat dihubungi Republika, Jumat (8/11).

Menurut Arist, setiap tahun bahkan setiap bulan muncul kasus serupa yang terungkap media atas perilaku seks bebas dikalangan pelajar dan anak-anak ini sudah seharusnya menjadi refleksi dan perhatian pemerintah agar lebih memperhatikan sarana dan prasarana positif untuk pelajar dan anak-anak.

''Sebenarnya para pelajar dan anak-anak punya hak yang lebih menikmati keceriaan dibandingkan orang dewasa, karena mereka punya energi lebih yang harus disalurkan ke kegiatan yang postif. Pemerintah harus menyediakan banyak tempat-tempat untuk menyalurkan energi lebih para pelajar dan anak-anak, seperti taman bermain dan lapangan olahraga,'' tutur Arist.

Peran pemerintah, lanjutnya sangat penting untuk mencegah para pelajar dan anak-anak berprilaku negatif. ''Pemerintah wajib membangun sarana dan prasarana untuk pelajar dan anak-anak. Pemerintah juga wajib membuat beragam kegiatan untuk menyalurkan keahlian dan bakat para pelajar dan anak-anak. Jadi pemerintah jangan hanya lepas tangan dan hanya bisa menghukum,'' jelas Arist.

Ditambahkan Arist, pemerintah juga harus membuat aturan yang tegas untuk tempat-tempat yang hanya boleh dikunjungi orang dewasa. ''Misalnya, harus dibuat aturan untuk pelajar dan anak-anak yang mengunjungi warnet, buoskop, kafe, atau diskotik. Diperlukan juga kesadaran lingkungan, yakni masyarakat dan pemilik tempat untuk melarang pelajar dan anak-anak mengunjungi tempat-tempat orang dewasa,'' paparnya.

Arist sempat geram dengan pihak kepolisian atas kasus video mesum pelajar SMP 4 Jakarta Pusat. ''Itu contohnya, negara hanya cuma bisa menghukum tapi tidak melindungi psikologis si pelajar,'' tandasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement