REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua DPR RI, Priyo Budi Santoso menantang Edward Snowden membeberkan berbagai informasi penyadapan yang dilakukan Amerika Serikat kepada Indonesia.
Politikus Partai Golkar ini bahkan menjanjikan sambutan kehormatan jika Snowden bersedia ke Indonesia. “Kalau Snowden mau kami beri karpet merah untuknya,” kata Priyo kepada wartawan di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Jumat (8/11).
Sejauh ini Priyo tidak yakin benar dengan informasi penyadapan yang disampaikan Snowden. Menurutnya bisa jadi apa yang disampaikan Snowden lebih mengarah pada proses dramatisasi.
Tetapi, Priyo mengaku kecewa jika informasi penyadapan itu benar dilakukan. “Saya belum bisa terima kita disadap. Kalau mau tahu jumlah militer kita silakan. Ada jalur resmi, datang ke mari kita diskusi. Anggaran alutsista saja kita transparan kok,” ujarnya.
Ia mengatakan DPR akan memanggil Duta Besar Australia, Greg Moriarty dan Dubes AS untuk Indonesia, Scot Marciel pada Senin 11 November mendatang. Priyo mengatakan, pemanggilan ini guna mengklarifikasi kabar penyadapan yang dapat merusak persahabatan internasional.
“Saya akan mengajak bincang-bincang Dubes AS dan Australia dengan pimpinan DPR dan Komisi Luar Negeri DPR untuk mencari solusi. Mudah-mudahan hari Senin,” katanya.
Terkait sikap Pemerintah Indonesia, Priyo menilai pemerintah terlalu lembek. Menurutnya pemerintah harusnya bersikap tegas bila berurusan dengan hal-hal yang menyangkut kedaulatan negara. “Diplomasi kita terlalu lembek dan sopan santun,” ujarnya.