REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Komisi VIII DPR RI Ingrid Kansil mengatakan, seks bebas yang semakin marak di kalangan anak remaja di Indonesia harus dipahami sebagai akibat dari perubahan budaya dan perilaku.
Anak-anak remaja di Indonesia saat ini sangat mudah mengakses konten pornografi melalui telepon selular atau internet.
"Agar terhindar dari seks bebas maka pola penanggulangannya juga harus berbasis pada pendekatan perilaku anak ini sendiri yang sudah sangat mudah melakukan akses ke internet. Sebaiknya pihak-pihak terkait melakukan pengkajian kembali terhadap sex education yang selama ini terlihat tidak berjalan efektif," kata Ingrid, Kamis malam, (7/11).
Sex education yang diberikan, terang Ingrid, harus disesuaikan dengan umur mereka masing-masing. Mau tidak mau para remaja harus dan wajib mengetahui risiko yang nantinya akan mereka dapatkan dari tindakan seks bebas di luar pernikahan atau dibawah umur.
"Orangtua dan sekolah juga harus mulai bersikap terbuka dan komunikatif pada anak-anak remaja mereka dalam memberikan pendidikan seks. Ini perlu dilakukan agar anak-anak tidak terjerumus pada bahaya seks bebas," kata Ingrid.
Ingrid meminta pemerintah daerah melakukan pengawasan yang lebih ketat terhadap warnet yang banyak menjamur di berbagai daerah. "Warnet perlu diawasi Pemda setempat, khususnya pengaturan pada pemblokiran situs porno, hingga sidak warnet," katanya.
Ini, lanjut Ingrid, perlu dilakukan untuk meminimalisir akses konten porno di warnet oleh para remaja ini.