Kamis 07 Nov 2013 18:36 WIB

BNN Periksa Sopir Akil Mochtar

Rep: Gilang Akbar Prambadi/ Red: Heri Ruslan
Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) nonaktif Akil Mochtar sebelum melakukan tes urine di Gedung KPK, Jakarta, Ahad (6/10).
Foto: Adhi Wicaksono/Republika
Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) nonaktif Akil Mochtar sebelum melakukan tes urine di Gedung KPK, Jakarta, Ahad (6/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Narkotika Nasional (BNN) memulai penelusuran terkait dugaan penggunaan Narkoba oleh mantan ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Akil Mochtar.

Penelusuran ini berangkat dari temuan DNA Akil di salah satu lintingan ganja yang disita di Ruang Kerjanya awal Oktober lalu.

Sebagai langkah awal, BNN melakukan pemeriksaan kepada Daryono, sopir pribadi Akil. Alasan BNN meminta keterangan Daryono karena dia dikenal sangat dekat dengan tahanan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) itu.

"Sopir AM (Akil) Kami periksa di Gedung KPK. Sore ini berangkat," kata Kepala Humas BNN Kombes Sumirat Dwiyanto di kantornya, Cawang, Jakarta Timur Kamis (7/11).

Ia menjelaskan, Daryono dapat menjadi kunci awal bagi BNN untuk masuk ke dugaan penggunaan Narkoba Akil. Dia berujar, status Daryono bisa dikategorikan dekat dengan Akil sehingga mengetahui aktifitas atasannya yang sudah bertahun-tahun menjadi majikan.

"Yang bersangkutan kan mengikuti aktivitas AM sehari-harinya. Jadi diharapkan kota bisa mendapat keterangan," ujar perwira melati tiga ini.

Seperti diketahui, Akil tersangka penerima suap sengketa Pilkada di Banten diduga pernah bersentuhan dengan ganja yang ditemukan di ruang kerjanya. Akhir Oktober lalu, BNN menyatakan DNA Akil identik dengan profil DNA yang ditemukan di salahsatu ganja yang sudah setengahnya habis terisap.

Meski demikian penemuan ini belum dapat membuktikan positif Akil kerap mengkonsumsi Narkoba. Untuk itu BNN langsung membentuk tim kedokteran untuk mendeteksi tubuh Akil. Di sisi lain, tim penyidik dari BNN melakukan juga penelusuran melalui jalur lain salahsatunya wawancara dengan Daryono ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement