REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Menteri Pertanian Suswono menilai kesadaran petani untuk melakukan usaha pertanian dengan pendekatan agrobisnis masih rendah.
Ketika memberi pengarahan dalam Rapat Koordinasi persiapan penyelenggaraan Penas Petani Nelayan tahun 2014 di Jakarta, Rabu, Menteri menyatakan, kegiatan pertanian yang dilakukan petani saat ini masih berdasarkan pada kebiasaan turun-temurun atau "agriculture".
"Petani hanya sekedar budi daya saja, berdasar kebiasaan yang diwariskan belum berpikir agrobisnis," katanya.
Suswono mencontohkan, di sektor peternakan para peternak masih menganggap hewan ternak sebagai tabungan, sehingga saat tidak membutuhkan uang mereka tidak akan menjualnya meskipun harga di pasaran bagus.
Sebaliknya, tambahnya, saat mereka membutuhkan uang maka dijuallah ternaknya meskipun harga di pasaran rendah.
Tanpa adanya kesadaran beragrobisnis dalam melakukan kegiatan pertanian, menurut Mentan, menjadikan petani di dalam negeri sulit bersaing dengan petani luar terlebih lagi di era pasar bebas.
"Oleh karena itu perlu ditumbuhkan kesadaran beragrobisnis di kalangan petani, terlebih lagi dengan sumber daya manusia, teknologi serta lahan yang terbatas," katanya.
Kegiatan Pekan Nasional (Penas) Petani Nelayan ke 14 yang akan diselenggarakan di Kabupaten Malang Jawa Timur 7-12 Juni 2014, Suswono menyatakan, diharapkan mampu menumbuhkan kesadaran agrobisnis di kalangan petani.
Penas Petani Nelayan Indonesia, tambahnya, merupakan ajang berkumpul dan bersilaturahmi para kontak tani nelayan dan hutan untuk saling memperlihatkan pencapaiannya selaku pelaku utama dalam pembangunan pertanian, perikanan dan kehutanan.
Dalam kegiatan tersebut, lanjutnya, terjadi interaksi di antara pelaku utama pembangunan pertanian, perikanan dan kehutanan dengan pemangku kepentingan pembangunan pertanian, baik pemerintah, pengusaha pertanian swasta, BUMN, pakar dan pemerhati pertanian serta lembaga penelitian.
"Hal itu dapat dimanfaatkan petani untuk menyelesaikan permasalahan yang timbul dalam pembangunan pertanian, perikanan dan kehutanan di pedesaan," katanya.
Sementara itu Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Winarno Tohir mengharapkan penyelenggaraan Penas XIV tahun 2014 menimbulkan pertukaran informasi, alih pengalaman, pengembangan jejaring kerja sama usaha tani antar peserta Penas.
Dengan adanya komunikasi dua arah antara petani, nelayan dan petani hutan dengan pemerintah dapat dimanfaatkan untuk menyampaikan program yang terkait dengan pembangunan pertanian dan menyampaikan umpan balik berupa aspirasi petani, nelayan dan petani hutan.
Winarno yang juga Ketua Umum Penyelenggara Penas Petani Nelayan XIV tahun 2014 itu menyatakan, untuk kali ini akan dihadiri sekitar 35 ribu peserta terdiri dari perwakilan petani, nelayan seluruh Indonesia, petani ASEAN, petani Jepang, Asosiasi dan organisasi profesi pertanian, penyuluh, peneliti, aparatur dan pemangku lainnya.
Sedangkan kegiatan yang akan digelar pada ajang tersebut antara lain temu wicara dengan Presiden maupun pejabat negara, temu profesi, temu petani ASEAN dan mitra ASEAN, pameran dan promosi agrobisnis, temu usaha agrobisnis.
Gelar dan temu teknologi, temu karya, widya wisata,serta magang petani, yang mana akan disediakan 75 tempat magang bagi petani yang ingin memperoleh ilmu dan pengalaman dalam usaha pertanian.