REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua DPP PPP Zainut Tauhid Sa'adi mengungkapkan partainya mempertanyakan mengapa lembaga survei sering menempatkan parpol-parpol Islam di urutan bawah dalam hasil surveinya. Menurut dia, hal itu tidak objektif dan perlu dipertanyakan
"Kami berharap lembaga survei obyektif dalam melakukan survei. Ada agenda politik apa?," kata Zainut, Rabu, (6/11).
Dalam merilis hasil survei, terang Zainut, lembaga survei memiliki pertanggungjawaban kepada publik. Oleh karena itu surveinya harus memiliki akuntabilitas yang tinggi.
Meski survei menunjukkan parpol-parpol Islam hanya diprediksi menjadi anggota koalisi, PPP, kata Zainut, tidak akan menyerah. Partainya akan bekerja keras untuk meraih suara minimal antara 10 hingga 15 persen.
Zainut mengimbau lembaga survei dalam melakukan survei tidak mendeskreditkan parpol tertentu hanya karena pesanan. "Hasil survei itu tidak perlu ditakuti, harus dijadikan pemicu untuk bekerja lebih keras dan membuktikan kalau hasil survei itu tidak benar," katanya.
Dalam kesempatan itu, Zainut mengajak parpol-parpol Islam tidak pesimistis dalam menanggapi hasil-hasil survei lembaga survei. Parpol Islam harus tetap memiliki semangat untuk bertahan di tengah sekularisasi politik dan politik transaksional.
"Ideologi Islam harus dipertahankan. Sebab masih banyak masyarakat Muslim yang ingin menyalurkan aspirasinya melalui parpol Islam," kata Zainut.