Selasa 05 Nov 2013 02:06 WIB

Warga Mappala-Tamalate di Makassar Kembali Bentrok

Bentrok/ilustrasi
Foto: pesatnews
Bentrok/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Bentrokan antara Warga Mappala dan Warga Tamalate, Kecamatan Rappocini, kembali pecah dan dalam kejadian itu dua kelompok pemuda menggunakan busur (anak panah), parang, bom molotov dan batu, Senin (4/11) malam.

"Setelah polisi melakukan penyisiran dan kami menangkap lima orang diduga pelaku bentrokan dan belum diketahui identitasnya. Kelimanya adalah warga yang datang menyerang ke Jalan Tamalate," kata Kepala Bagian Operasional Polrestabes Makassar, Ajung Komisaris Besar Polisi (AKBP) Muh. Ridwan, saat dihubungi di Makassar, Senin (5/10) malam.

Dijelaskan, tindakan saling serang untuk ketiga kalinya itu terjadi mulai pukul 22.04 WITA dan polisi gabungan baru berhasil membubarkan bentrokan pada pukul 00.00 WITA dengan mengamankan lima orang pelaku penyerang dan puluhan barang bukti.

Bentrokan itu kembali terjadi, katanya, merupakan buntut dari balas dendam atas kematian salah satu warga Jalan Mappala, bernama Alan Basri (25) pada Rabu lalu, yang dibunuh oleh empat orang pelaku yang merupakan warga Jalan Tamalate.

"Kami telah mengantongi identitas ke empat pelaku pembunuhan, dan semuanya masih buron, terungkapnya identitas pelaku setelah kami mengamankan empat orang saksi yang merupakan keluarga pelaku," kata Ridwan.

Polisi baru berhasil menguasai tempat kejadian, lanjut Ridwan, setelah memukul mundur pelaku penyerang yang mengaku warga dari jalan Mappala, dengan menggunakan gas air mata.

Pasca bentrokan itu, puluhan polisi gabungan dari Brimob Poldasulselbar, unit Patmor, unit Resmob Polrestabes Makassar dan anggota polisi dari Polsek Rappocini, juga mengamankan puluhan barang bukti berupa bom molotov dan anak panah.

Ahmad, seorang warga jalan Tamalate menceritakan warga jalan Mappala langsung menyerang warga Jalan Tamalate. Kejadian itu, membuat puluhan rumah warga di jalan Tamalate rusak akibat lemparan batu dan dua rumah warga juga dilepar bom molotov.

"Ini sudah merugikan warga Jalan Tamalate, sekarang keluarga kami tidak ada yang berani tinggal di rumah selama penyerangan itu terus berlangsung," kata Ahmad.

Ahmad berharap polisi segera menangkap pelaku-pelaku pembunuhan agar keluarga korban merasa puas dan tidak lagi menyerang warga Jalan Tamalate.

Untuk mengantisipasi terjadinya aksi penyerangan susulan, polisi bersenjata lengkap masih melakukan penjagaan disekitar tempat kejadian.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement