Senin 04 Nov 2013 06:16 WIB

Nelayan Kecewa dengan Pertamina

Rep: Ita Nina Winarsih/ Red: Fernan Rahadi
 Seorang nelayan mengangkat jaring di wilayah pesisir pantai. (ilustrasi)
Foto: Republika/Prayogi
Seorang nelayan mengangkat jaring di wilayah pesisir pantai. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, KARAWANG -- Sejumlah nelayan asal Desa Cemara Jaya, Kecamatan Cibuaya, Kabupaten Karawang, Jawa Barat, mengeluhkan soal aktivitas pekerjaan di seputaran sumur bor milik PT Pertamina PHE ONJW. Hal itu dikarenakan tidak ada pemberitahuan sebelumnya terkait pengerjaan itu. Sehingga nelayan yang akan menabur jaring ikan di dekat lokasi anjungan, harus diusir petugas.

Warim (52 tahun), salah seorang nelayan, mengatakan, sejak 28 Oktober yang lalu perusahaan BUMN itu sedang ada aktivitas. Yakni, penarikan kabel dan pemasangan pipa. Akan tetapi, perusahaan pelat merah itu tidak ada pemberitahuan kepada nelayan soal pengerjaan tersebut. Padahal, biasanya suka ada pemberitahuan jauh-jauj hari. Supaya, nelayan tidak menabur jaring udang di lokasi proyek.

"Karena tak ada pemberitahuan, makanya kami nekat menabur jaring. Tapi, kami malah diusir petugas," ujarnya, kepada Republika, Ahad (3/11).

Padahal, nelayan sudah jauh-jauh pergi untuk melaut. Tapi, setelah tiba di lokasi untuk menabur jaring, nelayan malah diusir. Akibatnya, nelayan tak bisa menangkap udang.

Nelayan lainnya, Yani Yohanes (46 tahun), mengatakan, nelayan Cemara Jaya biasa menabur jaring di dekat anjungan milik Pertamina. Yakni, dengan jarak antara empat sampai lima kilometer. Jika tak ada proyek, nelayan sering menangkap udang di lokasi itu. Sebab, di situlah tempat berkumpulnya biota laut tersebut.

"Yang kami sayangkan, kenapa tak ada pemberitahuan pada kami. Apa Pertamina lupa atau bagaimana," ujarnya.

Dengan kondisi pengusiran itu, hingga kini nelayan urung melaut. Sebab, di lokasi lain hasil tangkapannya sedikit. Paling juga mendapatkan tiga kilogram udang. Sedangkan, di lokasi dekat anjungan itu hasil tangkapannya minimalnya lima kilogram udang.

Padahal, saat ini harga udang sedang bagus. Untukukuran 20, harganya mencapai Rp 100 ribu per kilogram. Sedangkan di bawah ukuran 20, harganya variasi antara Rp 85-95 ribu per kilogram.

"Jadi, untuk sementara waktu kami istirahat dulu. Selagi Pertamina ada proyek," jelasnya.

Sementara itu, Ketua HNSI Kabupaten Karawang Tarpin Adinata, mengaku, pihaknya telah berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait dengan pengusiran nelayan ini. Sebenarnya, nelayan tidak akan kecewa jika perusahaan pemerintah itu memberitahukan sebelumnya. Supaya, para nelayan tidak nekad menabur jaring di dekat lokasi anjungan.

"Tidak ada koordinasi dengan nelayan. Karena ketidaktahuan ini, makanya nelayan nekad melaut seperti biasa. Ternyata, mereka harus pulang tanpa hasil," jelasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement