Sabtu 02 Nov 2013 08:14 WIB

Cak Nun: Demokrasi Perlu Dilengkapi Kekayaan Intelektualitas

Emha Ainun Najib
Foto: edwin/dok republika
Emha Ainun Najib

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Budayawan Emha Ainun Najib mengatakan, proses demokrasi di Indonesia perlu terus dilengkapi dengan upaya untuk memperkaya pengetahuan dan intelektualitas pada diri masyarakat.

"Hal-hal tersebut yang membuat manusia matang dalam memilih sesuatu (sesuai dengan hakikat demokrasi)," kata Cak Nun, sapaan akrab Emha Ainun Najib, setelah sesi kuliah tentang Supremasi Keadilan atau Hukum di Rumah Perhimpunan Pergerakan Indonesia di Jakarta, kemarin.

Cak Nun mengatakan hal tersebut terkait dengan pandangannya mengenai proses demokrasi bangsa dalam beberapa tahun ke depan. Menurut Cak Nun, menjelang Pemilihan Umum 2014, masyarakat Indonesia menatap momentum penting yang tidak boleh dilewatkan dengan pengambilan keputusan yang salah.

Maka, sebelum mempertanyakan proses demokrasi, upaya untuk melengkapi ilmu pengetahuan dan menanamkan intelektualitas pada diri bangsa menjadi hal yang sangat penting. "Jika kita salah memilih, akan ada opsi-opsi di luar perkiraan ita," ucapnya.

Menurut budayawan asal Jombang, Jawa Timur ini, bangsa kini sedang menatap kondisi degradasi moral dan juga kepercayaan kepada pemimpin. Adanya degradasi itu, salah satunya, menurut Cak Nun, karena adanya "pemujaan" terhadap kepentingan materi dan kekuasaan oleh para elite politik dan eksekutif. Padahal "pemujaan" terhadap kepentingan materi hingga menafikan kepentingan bangsa merupakan hal paling "primitif" dalam era modern ini, ujar Cak Nun.

"Jika sudah masuk kontak kepentingan materi, itu masuk ke hal yang paling primitif," ujarnya. Salah satu hal yang berkaitan dengan degradasi kepercayaan itu juga adalah jatuhnya supremasi keadilan dan hukum. Cak Nun memosisikan supremasi keadilan lebih penting daripada supremasi hukum.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement