Jumat 01 Nov 2013 17:44 WIB

Wartawan Republika Juara 2 Lomba Artikel Lingkungan

KLH Media Award 2013 diadakan Kementerian Lingkungan Hidup.

Wartawan Republika, Erik Purnama Putra menyabet juara 2 kategori media cetak Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) Media Award 2013.
Foto: ist
Wartawan Republika, Erik Purnama Putra menyabet juara 2 kategori media cetak Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) Media Award 2013.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wartawan Republika, Erik Purnama Putra menyabet juara 2 kategori media cetak Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) Media Award 2013. Tulisan Erik yang mendapat apresiasi juri berjudul 'Mengalir dari Cisanti' yang dimuat di Republika, pada 26 Mei lalu.

Penyerahan penghargaan kepada wartawan diberikan Deputi III KLH Arief Yuwono di Hotel Atlet Century Park, Senayan, Jumat (1/11). "Terima kasih atas apresiasi yang diberikan terhadap karya saya. Ini merupakan sebuah penghargaan spesial dari KLH," kata Erik.

Juara 1 direbut wartawan Kompas, Irma Tambunan dengan karya 'Energi Terbarukan Biogas, Super Murah tidak Bau Letong'. Adapun, juara 3 diraih wartawan Riau Pos, Mohammad Hapiz dengan tulisan 'HuluKekeringan, Hilir Kebanjiran, Asap pun Mengapung.'

Sementara itu, juara 1 kategori media online didapat wartawan Energytoday.com, IGG Maha Adi dengan tulisan 'Besar dan Jangkung, Tetap Ramah dan Untung'. Sedangkan, juara 2 jatuh ke tangan wartawan Suaramerdeka.com, Isnawati dengan karya 'Manfaatkan Biogas, Wujudkan Ketahanan Energi, Reduksi Emisi'. Dan, juara 3 diraih wartawan Tempo.co, Eko Widianto dengan judul 'Geliat Pengolah Sampah, Menyelamatkan Kali Brantas'.

Kompetisi penulisan bertemakan 'Ubah Perilaku dan Pola Konsumsi Untuk Selamatkan Lingkungan' ini menghadirkan tiga juri. Mereka adalah artawan lingkungan senior Harry Surjadi, pakar komunikasi lingkungaan Chandra Kirana, dan Staf Ahli Menteri Bidang Sosial, Budaya, dan Kesehatan Lingkungan KLH Inar Ichsana Ishak.

Menurut Harry, karya Erik cukup jarang ditemui lantaran mengulas secara mendalam persoalan Sungai Citarum dari hulu ke hilir. "Saat ini, sudah jarang ada tulisan yang cukup panjang untuk mengulas masalah lingkungan. Saya suka tulisan model seperti itu," katanya.

Harry menuturkan, sebanyak 74 peserta diseleksi dan materi tulisan yang masuk cukup bagus. Hanya saja, kata dia, kelemahannya adalah penggunaan bahasa Indonesia yang perlu ditingkatkan. "Masih banyak yang tidak maksimal tulisannya dan terkait tema yang diulas."

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement