REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menyatakan, problematika kependudukan di Tanah Air kian memprihatinkan karena jumlahnya yang teramat tinggi tanpa diimbangi oleh kualitas sumber daya manusia yang memadai.
"Jumlah penduduk yang teramat besar tanpa diimbangi oleh kualitas sumber daya manusia yang memadai bisa menjadi sebuah petaka," kata Kepala BKKBN Fasli Jalal ketika dihubungi Kamis (1/11).
Ia mengatakan, beberapa isu yang menjadi problem kependudukan antara lain jumlah penduduk Indonesia sangat besar, diperkirakan mencapai 240 juta jiwa. Dengan laju pertumbuhan penduduk (LPP) mencapai 1,49 persen per tahun.
Setiap tahunnya penduduk Indonesia bertambah empat hingga lima juta jiwa. Itu berarti setiap hari lahir 10.000 bayi.
Selain itu, kualitas sumber daya manusia Indonesia yang masih rendah sebagaimana ditunjukkan oleh Indeks Pembangunan Manusia Indonesia yang menempati urutan ke-124 dari 182 negara.
Dia menjelaskan, Indonesia merupakan penyumbang jumlah penduduk terbesar keempat di dunia setelah China, India, dan Amerika Serikat.
Dengan jumlah penduduk sekitar 240 juta jiwa, Indonesia akan menghadapi tantangan yang sangat berat. Jika tak ditanggulangi, maka diperkirakan jumlah penduduk Indonesia akan mencapai 321 juta jiwa pada tahun 2025.
Selain itu, persebaran penduduk yang tidak merata dimana 58 persen penduduk Indonesia tinggal di Pulau Jawa. Padahal luas Pulau Jawa hanya tujuh persen dari luas Indonesia.
Selain itu, data dan informasi kependudukan yang belum tertata dan terbukti menjadi permasalahan di setiap Pemilu termasuk Pemilihan Kepala Daerah.