REPUBLIKA.CO.ID, JEPARA — Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah (jateng) merevisi masterplan pengembangan bandara Dewandaru, Karimunjawa, Kabupaten Jepara.
Revisi dilakukan untuk mengoptimalkan fungsi bandara ini sebagai pendukung transportasi dan kepariwisataan di Kabupaten Jepara dan Jawa Tengah.
"Agar lebih menuntungkan, perlu revisi masterplan pengembangan bandara Dewandaru," kata Kepala Dishubkominfo Provinsi Jawa Tengah, Urip Sihabudin, di Karimunjawa, Selasa (29/10).
Menurut dia, masterplan awal pengembangan bandara Dewandaru berupa perpanjangan landasan pacu hingga 1.200 meter.
Demikian pula terminal penumpang dikembangkan hingga 700 meter persegi, dari yang sudah ada seluas 135 meter persegi.
Termasuk perluasan apron (tempat parkir pesawat) yang sekarang hanya berkapasitas dua pesawat berbadan kecil sejenis Cessna, hingga mampu untuk parkir dua pesawat jenis ATR 42 dan Cessna juga bisa tertampung.
"Dari masterplan ini, yang sudah kita lakukan perpanjangan landasan pacu menjadi 1.200 meter dan rampung dikerjakan, tahun 2013 ini," kata Urip menjelaskan.
Selanjutnya tahun 2014 dilanjutkan pekerjaan perluasan apron serta fasilitas pendukung lainnya, termasuk terminal penumpang.
Ke depannya, pemprov ingin landasan pacu ini dikembangkan lagi tidak hanya 1.200, paling tidak menjadi 1.400 meter.
Sebab lahannya masih cukup tersedia. Pengadaan lahan tahun 2013 ternyata masih memungkinkan untuk perpanjangan landasan ini hingga 1.400 meter.
"Sehingga perlu dilakukan perubahan masterplan pengembangaan bandara ini," katanya menambahkan.
Kalau perpanjangan landasan pacu hingga 1.400 meter bisa dilakukan, maka landasan pacu ini dapat digunakan pendaratan pesawat ATR 72.
Dari segi pembiayaan, masih jelas Urip, juga sangat murah. Karena hanya menambah 200 meter dan lahan juga sudah tersedia. Oleh sebab itu dalam masterplan akan direvisi landasan pacu menjadi 1.400 meter.
Ia juga mengungkapkan, jika landasan pacu ini dapat digunakan untuk pesawat jenis ATR 72 operasionalnya lebih murah.
"ATR 42 operasionalnya lebih mahal, karena hanya berkapasitas sekitar 40 penumpang. Kalau ATR 72 dengan kapasitas penumpang mencapai 70 an orang relatif lebih murah," kata Urip.
Sementara itu, usai melaksanakan kunjungan lapangan, Wakil Gubernur Jawa Tengah, Heru Sudjatmoko berharap dengan pengembangan fasilitas bandara ini, pariwisata di Karimunjawa ke depan dapat terkoneksi dengan pariwisata lain di Indonesia. Misalnya paket wisata Lombok-Bali-Karimunjawa-Yogyakarta.
"Dengan kesiapan infrastruktur transportasi udara yang memadai, konekting antar destinasi wisata ini peluangnya sangat besar," katanya menegaskan.