Senin 28 Oct 2013 02:44 WIB

Panas Bumi Lampung Barat Bisa Jadi Alternatif Sumber Listrik

Pembangkit listrik panas bumi atau geothermal
Pembangkit listrik panas bumi atau geothermal

REPUBLIKA.CO.ID,BANDARLAMPUNG -- Bupati Lampung Barat Mukhlis Basri mengatakan bahwa sumber energi panas bumi atau geothermal di Suoh Lampung Barat bisa menjadi alternatif untuk menanggulangi krisis listrik di Provinsi Lampung.

"Sumber energi terbarukan di lokasi tersebut dapat menghasilkan sekitar 600 Mega Watt, sehingga dapat mendukung untuk mencukupi kebutuhan listrik di Lampung yang bisa surplus atau berlebih," kata dia, saat menghadiri silaturahmi dengan masyarakat di Labuhan Ratu Bandarlampung, Ahad (27/10).

Menurutnya, eksplorasi seharusnya sudah dapat dilakukan namun karena terbentur dengan aturan pengusahaan di wilayah hutan kawasan maka pemanfaatannya belum bisa dilakukan.

"Saya berharap pemerintah pusat melalui Kementerian Kehutanan dapat meninjau ulang mengenai pengelolaan hutan kawasan terutama bagi daerah yang memiliki sumber energi panas bumi," kata Mukhlis yang juga Ketua DPC PDI Perjuangan Lampung Barat itu pula.

Ia menjelaskan, sebenarnya pemanfaatan energi panas bumi di Suoh sudah sejak tahun 2009 diproses pengelolaannya, bahkan semua hampir terlaksana.

Namun karena berada di hutan kawasan sehingga menjadi kendala hingga saat ini. Dia berharap pemerintah pusat memberikan kebijakan agar potensi listrik yang ada ini dapat dimanfaatkan secara maksimal.

"Lebih miris lagi, di Lampung Barat baru sekitar 70 persen wilayah yang tejangkau oleh aliran listrik dari PT PLN, padahal sumber energi listrik di daerah ini cukup besar," kata dia lagi.

Mukhlis berharap ke depan seluruh masyarakat di Kabupaten Lampung Barat dan Provinsi Lampung dapat menikmati listrik, sehingga provinsi ini dapat lebih maju atau minimal sejajar dengan provinsi lainnya di Indonesia.

Sementara itu, rencana pembangunan pembangkit listrik tenaga panas bumi di kawasan sekitar Gunung Rajabasa di Kabupaten Lampung Selatan masih perlu terus disosialisasikan agar tak menimbulkan kontroversi dan penolakan oleh warga adat setempat.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement