REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan memberikan pelatihan pertolongan pertama pada kecelakaan kepada Satuan Polisi Pamong Praja DKI agar dapat membantu korban kecelakaan yang terjadi di Ibu Kota.
"Kadang-kadang kita menolong korban kecelakaan tapi caranya salah sehingga korban tersebut malah bisa patah, cedera lalu mati. Sehingga kita harus mengerti bagaimana memberikan pertolongan pertama pada korban kecelakaan," kata Wakil Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama usai menghadiri Emergency Fair and Festival (E-Fast) 2013 di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta, Sabtu.
Menurut dia, apabila korban kecelakaan dapat bertahan selama 10 menit seharusnya bisa hidup, tapi salah tahapan dalam melakukan pertolongan pertama dapat berakibat fatal yaitu meninggal.
"Karena tahapan dalam melakukan pertolongan pertamanya salah misalnya angkat korban kecelakaannya salah yang tadinya tidak mati justru malah mati, itu yang mau kita lakukan karena kata Prof Aryono di atas 10 menit orang itu bisa bertahan dia seharusnya bisa hidup, jadi kasus kecelakaan 10 menit masih hidup , itu harusnya bisa tolong, kalau dia mau mati harusnya di bawah 10 menit," kata dia.
Ia mencontohkan kasus orang meninggal karena dipukuli warga di Tanjung Priok karena penanganannya lama sehingga menyebabkan kematian.
"Kasus orang meninggal dipukuli di Tanjung Priok itu kan lamanya, seharusnya kalau semuanya cepat dan masyarakatnya cepat, mobil ambulansnya cepat datang, seharusnya bisa tertolong," ujar dia.
Sementara itu, Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya Kombes Pol Chrisnanda mengatakan pihaknya selalu berupaya untuk mencegah kecelakaan lalu lintas karena jalan raya atau lalu lintas ini urat nadi kehidupan.
"Lalu lintas ini urat nadi kehidupan, artinya segala aktivitas itu dilakukan semuanya di lalu lintas sehingga lalu lintas itu harus aman dan tertib karena kalau tidak akan menjadi kontraproduktif yang akan menimbulkan masalah luas," kata dia.