Jumat 25 Oct 2013 16:47 WIB

Cegah KPK Disantet, Ulama Banten Yasinan

Sejumlah Ulama Banten gelar Yasinan di Gedung KPK, Jakarta, Jumat (25/10)
Foto: Antara
Sejumlah Ulama Banten gelar Yasinan di Gedung KPK, Jakarta, Jumat (25/10)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejumlah ulama dan santri dari beberapa daerah di Banten membaca Surah Yasin dalam Alquran di Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Jakarta, untuk mendukung KPK mengusut kasus korupsi yang menyeret keluarga pimpinan Banten.

"Ini inisiatif kami sendiri untuk mendukung KPK," kata salah satu santri, Dudung, saat mendatangi Gedung KPK, Jakarta, Jumat (25/10). Kedatangan mereka ini untuk mendukung moril KPK atas isu klenik yang selama ini berkembang KPK akan disantet lantaran mencoba menguak dugaan korupsi di Banten.

"Ini syukuran mendukung KPK, jangan sampai KPK ada rasa tertekan dengan isu klenik," ujar Dudung. Ustaz Ahya Anshori memimpin ulama dan santri yang datang dari Serang, Pandeglang, dan Rangkasbitung.

Para ulama dan santri yang berkisar 30 orang itu menggunakan baju gamis putih dan sorban di kepala. Mereka melakukan yasinan di Kaveling C-1 di Gedung KPK yang biasanya digunakan untuk konferensi pers. Yasinan berlangsung tidak terlalu lama, hanya sekitar tiga puluh menit dan berakhir pada pukul 14.20 WIB.

Penyidik KPK menciduk Tubagus Chaeri Wardana yang merupakan adik dari Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah. Wawan dtangkap di rumahnya di kawasan Mega Kuningan jalan Denpasar, Jakarta Selatan, sekitar pukul 23.00 WIB, Rabu (2/10).

Ia diduga memberi suap kepada Ketua Mahkamah Konstutusi non aktif Akil Mochtar untuk pengurusan sengketa pemilihan kepala daerah Lebak, Banten, melalui seorang pengacara Susi Tur Andayani. KPK telah mencegah Ratu Atut untuk tidak bepergian ke luar negeri selama enam bulan ke depan sejak Kamis (3/10).

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement