Jumat 25 Oct 2013 13:41 WIB

Ara: Wajar Kalau Guruh Bilang Jokowi Belum Pantas Jadi Capres

Rep: Muhammad Akbar Wijaya/ Red: A.Syalaby Ichsan
Maruarar Sirait
Foto: Republika/Yogi Ardhi
Maruarar Sirait

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua DPP PDI Perjuangan Maruarar Sirait mengatakan, pantas tidaknya Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo (Jokowi) diusung sebagai calon presiden (capres) bergantung pada penilaian rakyat.

Menurutnya, rakyatlah yang merasakan bagaimana sebenarnya kinerja Jokowi. "Biar rakyat yang menilai bagaimana kinerja Jokowi," kata Maruarar ketika dihubungi Republika, Jum'at (25/10).

Maruarar menilai wajar pernyataan Guruh Sukarno Putera yang menyebut Jokowi belum pantas menjadi capres. Menurutnya pernyataan itu membuktikan kinerja Jokowi mendapat apresiasi dari semua pihak. "Pernyataan itu wajar. Ini artinya, kinerja Jokowi mendapat perhatian dari banyak pihak," ujarnya.

Pernyataan Guruh mesti menjadi dorongan bagi Jokowi untuk lebih optimal membenahi persoalan Ibu Kota. Dia berharap semua pihak turut mengawal proses pembenahan Jakarta yang dilakukan Jokowi. "Jokowi mestinya semakin terdorong untuk bekerja lebih keras membenahi Jakarta," katanya.

Maruarar mengatakan, PDI Perjuangan selalu mempertimbangkan asas meritokrasi dalam proses sirkulasi kekuasaan. Apresiasi dan kepercayaan yang diberikan partai kepada kader didasarkan pada kinerja bukan suka tidak suka.

Sejauh ini, Maruarar menilai ada kedekatan batin yang mendalam antara Jokowi dan Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarno Putri. Kedekatan itu sudah terbangun sejak Jokowi menjadi Walikota Solo selama dua periode berturut-turut. “Ibu Megawati memang sangat bangga dengan Mas Jokowi,” ujarnya.

Sebelumnya, Guruh Sukarno Putera menilai Jokowi belum pantas diusung sebagai calon presiden (capres) di Pemilu 2014. Sebaiknya menurut Guruh, Jokowi menuntaskan dahulu pekerjaan sebagai Gubernur DKI Jakarta hingga masa jabatan lima tahun.

"Menurut saya Pak Jokowi tidak untuk tahun ini lah, jadi untuk pilpres mendatang saja," kata Guruh kepada wartawan di Komplek Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (24/10). 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement