Kamis 24 Oct 2013 17:38 WIB

Pramono Anung: Politisi Posisi yang "Seksi"

Pramono Anung
Pramono Anung

REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Wakil Ketua DPR RI Pramono Anung menyatakan eksistensi politisi dengan jabatan sebagai anggota legislatif dinilai sebagai posisi yang "seksi" sehingga menjadi rebutan semua kalangan.

Di sela-sela sidang umum parlemen antikorupsi Asia Tenggara (The Southeast Asian Parliamentarians Against Corruption/SEAPAC) di Medan, Kamis (24/10), Pramono Anung menilai ada fenomena ironi dalam keberadaan seorang politisi.

Meski politisi sering dikritisi dengan pernyataan yang tajam, tetapi jumlah elemen masyarakat yang ingin menjadi politisi dengan duduk sebagai anggota legislatif justru semakin banyak.

Bahkan, keinginan untuk menjadi politisi dengan mencalonkan diri sebagai anggota legislatif tersebut juga dilakukan pemimpin media massa yang selama ini justru sering mengkritisi profesi wakil rakyat itu.

"Meski banyak pemimpin media mengkritisi politisi, tetapi hampir semua orang justru berlomba menjadi politisi," kata Pramono.

Keinginan untuk menjadi politisi tersebut bukan hanya ditunjukkan tokoh dan pemilik media, namun kalangan pekerja seniman yang selama ini menghiasi layar kaca.

"Jurnalis, pemilik media, penyanyi dangdut, apa saja ingin menjadi politisi. Menjadi politisi mungkin terlihat lebih seksi," ujar politisi PDI Perjuangan itu.

Pengamat politik dari Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU) Rudianto Nurdin mengatakan cukup banyak motif yang menyebabkan seseorang ingin menjadi politisi, terutama duduk sebagai anggota legislatif.

Motif idealnya adalah motivasi personel untuk mengaktualisasi kualitas diri, serta terbukanya "panggung demokrasi" yang membuka peluang bagi semua pihak untuk maju dalam kancah politik.

Namun secara pragmatis, kata Rudianto, tidak bisa dibantah jika keinginan menjadi politisi sebagai anggota legislatif tersebut lebih pada upaya mencari materi dan berbagai fasilitas lain.

Ambisi mengejar materi itu sangat wajar karena fungsi DPR dan DPRD yang terlibat langsung dalam anggaran dan kebijakan penganggaran sehingga membuka peluang dalam menghasilkan materi.

"Dengan peluang itu, tidak heran jika jabatan politisi menjadi 'seksi'," kata mahasiswa program doktor bidang komunikasi politik Universitas Padjadjaran Bandung itu.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement