REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo (Jokowi), menginginkan Kota Tua menjadi atau simbol yang mempunyai kekuatan unik bagi Jakarta.
"Karena apapun sebuah kota akan itu dilihat nantinya kalau punya kekuatan yang unik. Itu yang akan menjadi sebuah brand yang unik dan punya potensi. Jakarta adalah Kota Tua," ujar Joko Widodo di Jakarta, Kamis (24/10).
Karena itu, lanjutnya, Pemprov DKI akan menata Kota Tua dalam enam bulan. "Nanti kita akan buat contoh dulu, Kota Tua kalau ditotal 280 hektare, itu sampai Sunda Kelapa, mau kita tata dalam enam bulan ini, yang 8 hektare di pusatnya yaitu di Fatahillah," katanya.
Ia mengatakan penataan yang dilakukan itu terkait rekonstruksi gedung seperti pengecetan dan restorasi bangunan-bangunan yang kurang baik. "Kemudian yang paling penting mengisi aktivasi kegiatan yang disana, baik di museum, baik dengan seni budaya, baik denga kegiatan-kegiatan lainnya. Manajemen lighting-nya digarap, kalau sudah diatur akan baik. Kalau di pusatnya (Fatahillah) sudah baik, baru bergerak ke yang lain," ujar dia.
Menurut di dalam penataan Kota Tua, lanjutnya, Pemprov DKI menggandeng konsorsium yang terdiri atas Swasta, BUMN dan Pemda. "Kita bagian infrastruktur, kayak sungai kali besar ini bagian kita, gedung-gedung milik pemerintah itu urusan kita, sedangkan milik BUMN dan swasta itu urusan konsorsium," kata dia.
Ia mengungkapkan alasannya menggandeng konsorsium bertujuan untuk mempercepat revitalisasi Kota Tua. "Kita ini kan selalu prosedur, dan itukelamaan. Kita ingin bergerak dulu, orang biar melihat contohnya dulu. Karena sebuah kota akan itu dilihat nantinya kalau punya kekuatan yang unik. Itu yang akan menjadi sebuah brand yang unik dan akan menjadi sebuah kekuatan bagi Jakarta," ujar dia.