Kamis 24 Oct 2013 15:21 WIB

Pemkot Yogya Bentuk Komunitas Warga Peduli HIV/ AIDS

Rep: Yulianingsih/ Red: Djibril Muhammad
Peduli HIV/AIDS
Foto: Antara
Peduli HIV/AIDS

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Kasus HIV/ AIDS di Kota Yogyakarta dari tahun ke tahun terus meningkat. Berdasarkan data Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kota Yogyakarta, hingga Juni 2013 jumlah kasus HIV/AIDS mencapai 618 kasus yang terdiri atas, 412 kasus HIV dan 206 kasus AIDS.

"Ada peningkatan rata-rata 15 persen setiap tahunnya," ujar Sekretaris KPA Kota Yogyakarta, Kaswanto, Kamis (24/10).

Dari jumlah tersebut katanya, 66 persen penderita adalah laki-laki. Di mana penderita HIV/ AIDS di Kota Yogyakarta 41 persennya adalah berusia 20-29 tahun. "Ini berarti sebagian besar anak muda. Kalau tidak kita tangani intensif kita akan kehilangan satu generasi," katanya.

Pada 2012 lalu kata dia, kasus HIV/ AIDS di Yogyakarta mencapai  566 kasus yang terdiri atas 377 kasus HIV dan 189 AIDS. Sebagian besar kasus HIV/ AIDS di Yogyakarta disebabkan karena perilaku seksual (heteroseksual). Hanya 20 persen yang diakibatkan oleh penggunaan jarum suntik.

Untuk menekan kasus HIV/ AIDS ini Pemkot Yogyakarta membentuk lembaga warga peduli AIDS. Lembaga ini dibentuk di setiap kelurahan dengan menyertakan beberapa elemen warga baik dari PKK, Karang Taruna, Tokoh Agama, LPMK dan elemen lainnya.

Melalui pembentukan lembaga ini maka diharapkan penanganan HIV/AIDS di Kota Yogyakarta bukan hanya pekerjaaan Dinas Kesehatan saja.

Menurut Kaswanto, pembentukan lembaga tersebut didasarkan atas  Instruksi Mendagri No 444.24/2259/SJ, tertanggal 3 Mei 2013. Instruksi ini berisikan perintah pembuatan lembaga tersebut untuk penguatan kelembagaan dan pemberdayaan masyarakat dalam penanggulangan HIV/AIDS di Keluarahan.

Selama ini kata dia, kendala penanganan HIV/ AIDS di Yogyakarta karena kurang terbukanya para pengidap. Akibatnya, penyebarannya kurang terkendali. Para pengidap berterus terang setelah kasusnya berat.

"Mereka tertutup ini kendala, selain itu juga diskriminasi dan stigma dalam masyarakat juga menjadi kendala," katanya menjelaskan.

Lembaga warga peduli HIV/ AIDS ini menurutnya akan dibentuk di 14 kelurahan dari 45 yang ada  di Kota Yogyakarta. "Untuk tahap awal setiap kecamatan satu kelurahan, lainnya menyusul," ujarnya.

Di 14 Kelurahan ini adalah Kelurahan Karangwaru, Giwangan, Prawirodirjan, Ngampilan, Demangan, Sosromenduran, Gowongan, Suryatmajan, Prenggan, Gunungketur, Brontokusuman, Gedongkiwo, Pakuncen dan Penembahan.

Kelurahan ini merupakan wilayah yang populasi kasus HIV/AIDSnya terbanyak. Kader dalam lembaga tersebut akan bekerja  memberikan sosialisasi HIV/ AIDS, pendataan penderita,dan  mengajak akses layanan kesehatan.

Layanan kesehatan yang memiliki one stop service untuk kasus HIV/ AIDS di Yogya adalah Puskesmas Gedongtengan, Puskesmas Umbulharjo I, RS Bethesda, RS Panti Rapih, dan RS PKU Muhammadiyah.

Sementara itu Lurah Gunungketur Kecamatan Pakualaman, Eny Purwati mengatakan, pihaknya sudah menjadi Kelurahan Siaga sejak beberapa tahun terakhir.

Oleh sebab itu, pembentukan lembaga baru untuk penanggulangan HIV/ AIDS di Kelurahan tidak menjadikan persoalan baginya.

"Kita sudah jadi kelurahan siaga sejak beberapa tahun lalu, sehingga elemen masyarakat sudah siap dengan berbagai kegiatan," ujarnya.

Bahkan kata dia, tahun ini pihaknya dari pendanaan LPMK telah melakukan  kegiatan sosialisasi HIV/ AIDS khusus pemuda dan masyarakat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement