Rabu 23 Oct 2013 21:27 WIB

Hary Tanoe: Jangan Salah Pilih Pemimpin

Hary Tanoesoedibjo
Foto: Antara/Fanny Octavianus
Hary Tanoesoedibjo

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Ketua Badan Pemenangan Pemilu Partai Hanura Hary Tanoesoedibjo mengingatkan masyarakat agar jangan salah memilih pemimpin pada Pemilu 2014 sehingga bisa membawa Indonesia menjadi negara yang besar.

"Pada pemilu tahun depan kalau memilih pemimpin yang tepat, Indonesia akan menjadi negara besar," katanya di Semarang, Rabu (23/10).

Hal itu disampaikan calon wakil presiden dari Partai Hanura tersebut di sela-sela "Talk show Kepemimpinan dan Kewirausahaan: Bersama Hary Tanoe" di Universitas Katolik Soegijapranata Semarang.

Namun, kalau rakyat salah memilih pemimpin pada Pemilu 2014 maka langkah Indonesia untuk menjadi negara besar harus menunggu lagi pada pemilu berikutnya sampai mendapat pemimpin yang tepat.

"Saya mencontohkan jalan tol. Sejak era reformasi 1998 hingga sekarang atau sekitar 15 tahun lamanya, jalan tol yang terbangun di Indonesia ternyata masih kurang dari 1.000 kilometer," ujarnya.

Pada Desember lalu, Hary mengambil alih jalan tol dari perusahaan lain dan mengetahui ternyata konsepsi pembangunan jalan tol sudah diberikan sejak 1997 tetapi sampai sekarang tidak juga jalan.

"Jadi, selama 15 tahun ini 'muter-muter' pindah-pindah pemilih. Kapan bangunnya? Padahal, jalan tol itu penting, kemudian air, listrik, jembatan, pelabuhan, dan 'airport' (bandara)," katanya.

Karena itu, ia mengatakan bahwa pemimpin Indonesia ke depan setidaknya harus memenuhi tiga kriteria, yakni pertama memiliki integritas atau motivasi mengabdi, memiliki kejujuran, dan ketulusan.

"Kedua, memiliki kompetensi. Indonesia ini kan permasalahannya kompleks. Pemimpin harus tahu dan paham masalah yang dihadapi sehingga tahu solusi. Jujur saja tidak cukup, harus kompeten," ujarnya.

Kriteria ketiga adalah ketegasan, kata Hary yang juga CEO MNC Group tersebut, sebab pemimpin yang tegas mampu mengatasi segala sesuatunya dengan lebih cepat, tak ubahnya dengan organisasi.

"Kejujuran penting, bagian dari integritas. Tapi, jujur saja tidak cukup. Jadi tiga itu, pemimpin yang memiliki integritas mampu memberikan contoh yang baik, paham mengelola organisasinya, dan tegas," kata Hary.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement